Tadi malam saya bertemu dua sahabat lama, kami cukup seru mengobrol. Mulai dari perbincangan tentang kenangan kota Palembang, persiapan pesta olahraga lantas berujung pada obrolan peningkatan suhu udara di Surabaya. Bahkan beliau mengatakan kali ini di ruang ber AC pun udara tetap terasa panas. Bagi saya sih sudah terbiasa menikmati mandi cahaya Matahari di kota ini. Tetapi beberapa hari terakhir ini memang saat keluar rumah terasa kulit ini seperti terbakar. Galon air mineral seperti bocor karena tiap hari kami harus minum lebih banyak.
Tentu kita masih ingat tembang kenangan tentang Surabaya yang panas. Penyanyi Franky Sahilatua pernah mempopulerkannya dalam lagu yang syairnya " Berjalan di lorong pertokoan, di Surabaya yang panas. Debu- debu ramai beterbangan dihempas oleh bus kota..." dan seterusnya. Memang begitulah kenyataannya udara Surabaya panas walau sekarang sudah tak banyak jalan berdebu. Bisa dimaklumi bila siang hari saya sering melihat banyak orang yang memilih tiduran di lantai rumah mereka. Malah banyak bapak - bapak tanpa sungkan buka kemeja dan kaus. Terlebih bagi mereka yang mempunyai tempat tinggal beratap asbes dan seng.
Seperti dimuat oleh harian Surya tanggal 2o Oktober kemarin disebutkan Kota Bojonegoro Jawa timur sempat berada pada kisaran suhu 44ᵒ celcius. Pengukuran suhu ini dilakukan oleh petugas bagian Lingkungan Hidup PemKab Bojonegoro.Ketika bicara soal peningkatan suhu udara lingkungan tentu saja pikiran kita tak lepas dari kata cairan. Sebenarnya apa yang terjadi pada tubuh kita bila mengalami Heat Stroke akibat paparan langsung dari peningkatan suhu udara panas ? Pada keadaan Heat Stroke atau cedera panas ini, tubuh kita mengalami gangguan akibat melampaui batas kemampuan mentoleransi panas. Pusat pengaturan suhu tubuh memiliki sebuah titik batas yang disebut set point. Suhu normal manusia berada pada kisaran 37 ᵒ celcius
Dalam dunia kesehatan, diketahui bahwa tubuh manusia memiliki sebuah pusat pengaturan suhu. Pusat pengatur suhu tubuh itu disebut dengan termostat. Termostat ini berada dalam otak yaitu hipothalamus. Tuhan telah menciptakan sistem pengaturan yang luarbiasa pada bagian yang bernama hipothalamus itu. Oleh sebab itu manusia disebut juga sebagai mahluk homotermal. Saat terjadi perubahan suhu lingkungan baik itu dalam udara dingin maupun panas maka termostat hipotalamus akan segera memproses sistem pertahanan tubuh untuk menyesuaikan. Oleh sebab itulah maka manusia sanggup hidup di daerah gurun yang gersang maupun kutub bersalju.
Ketika suhu udara dingin, hipotalamus ini berusaha menaikkan set point suhu tubuh menjadi lebih hangat. Sebaliknya saat udara panas maka hipotalamus ini bereaksi menurunkan suhu tubuh secara alami . Pusat pengatur suhu tubuh menerima rangsang panas dari ujung syaraf dan suhu darah yang beredar. Lalu sinyal - sinyal itu mulai bekerja. Secara alami tubuh akan bereaksi dengan pelebaran pori- pori, pengeluaran keringat, pelebaran pembuluh darah, irama nafas menjadi cepat, dan timbul reaksi kemerahan pada kulit ( flushing ).
Pada saat suhu udara meningkat drastis kita sering merasa haus. Rasa haus ini merupakan alarm bahwa tubuh membutuhkan tambahan cairan akibat hilangnya sebagian cairan tubuh melalui penguapan, keringat dan sebagainya. Pada kasus dehidrasi seringkali terjadi ada rasa haus yang tak tertahankan. Secara alami ternyata tubuh dengan pintar mengirim perintah kepada sistem syaraf agar kita berkeinginan minum air.
Bagi orang - orang yang terpapar cahaya matahari langsung dalam waktu yang relatif lama dan mereka saat ini tinggal di daerah yang panas berpotensi mengalami kenaikan suhu tubuh. Pekerja yang beresiko terhadap kasus Heat stroke atau cedera panas ini misalnya mereka yang bekerja di lingkungan terbuka seperti Polisi Lalu lintas, pekerja proyek bangunan, para petani, juga termasuk anak - anak sekolah yang harus pulang pergi jalan kaki menempuh jarak jauh. Memang gejala dan tanda awal cedera panas atau Heat Stroke ini tidak dirasakan sama pada setiap orang. Karena masing – masing tubuh mempunyai batas ambang berbeda terhadap reaksi udara panas. Bila tidak tahan ada pula yang mengalami keluhan pusing lalu pingsan.
Sebaiknnya apa yang harus dilakukan untuk mencegah Heat Stroke atau cedera panas ini?
- Bagi mereka yang banyak bekerja di bawah terik matahari secara langsung harus sering sering minum air putih. Begitu tubuh mengirim sinyal dehidrasi : kulit mulai terasa kering, rasa haus, bibir kering, jarang buang air kecil , keringat berkurang maka segera minum .
- Hindari penggunaan pakaian berlapis - lapis, memakai pakaian yang menyerap keringat. Buka jendela dan pintu agar ada ventilasi yang cukup dalam rumah bila tidak menggunakan pendingin ruangan.
- Gunakan pelindung tubuh untuk mengurangi paparan sinar matahari langsung saat keluar rumah, misalnya payung dan topi, pelembab kulit
- Anak - anak sebaiknya dibekali dengan minum air putih yang cukup dan ingatkan untuk sering minum.
- Kurangi kegiatan yang terlalu banyak mengeluarkan keringat dan panas tubuh. Anjurkan anak - anak berada lebih banyak dalam naungan teduh dan tidak bermain di lapangan terbuka terlalu lama.
- Untuk mereka yang tinggal di daerah dengan kenaikan suhu udara panas yang meningkat, bayi - bayi sebaiknya mengenakan baju berbahan katun dan tidak perlu selimut tebal. Kenakan pakaian tipis dan nyaman, bayi sering disusui dan anak - anak balita dianjurkan minum air putih sesering mungkin
Salam hangat, semoga bermanfaat
Bidan Romana Tari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H