Mohon tunggu...
Rina Pebriana
Rina Pebriana Mohon Tunggu... Buruh - Sang Buruh Aksara

Bidadari Alai Timur, "Kutemukan keindahan terhakiki dari rangkaian aksara. Cantiknya huruf membuai rasa bahagia, aku jatuh cinta."

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nonsense

16 Agustus 2019   21:49 Diperbarui: 16 Agustus 2019   22:03 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suasana semakin redup. Mengapa aku masih berputar-putar di antara semak belukar hutan ini?


Sesosok bayangan berkelebat. Segera kukejar. Ternyata Triad. Syukurlah.


"Ikut aku!" ajaknya seraya menampakkan barisan putih menawan di balik bibirnya itu.


"Aku tersesat. Tolonglah ...." Aku pegang lengannya. Lembabnya hutan membuat kulit kami terasa dingin.


Triad melepaskan peganganku. Namun, dia ganti menggenggam erat tanganku. Bulu kudukku meremang. Apa yang mau dia lakukan padaku?


Triad berkata, "Sembilan belas bulan kebersamaan kita. Belum pernah aku ungkapkan sesuatu padamu. Aku tahu rasaku ini adalah juga rasamu, bukan?"


Hanya tersenyum reaksiku. Triad membimbing tanganku berjalan.


"Itu kemah kita. Kau teruskan saja ke sana. Aku mau ke tempat lain dulu." Triad sudah berlalu.


Mulutku menganga ingin mencegah, tapi dia bergegas pergi. Baiklah, sebentar lagi aku sampai ke kemah. Terlihat teman-temanku berkerumun. Mereka terkejut memandangku.


"Sherin! Kemana saja kamu? Cepatlah kemari! Jenazah Triad sudah ditemukan!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun