Suasana semakin redup. Mengapa aku masih berputar-putar di antara semak belukar hutan ini?
Sesosok bayangan berkelebat. Segera kukejar. Ternyata Triad. Syukurlah.
"Ikut aku!" ajaknya seraya menampakkan barisan putih menawan di balik bibirnya itu.
"Aku tersesat. Tolonglah ...." Aku pegang lengannya. Lembabnya hutan membuat kulit kami terasa dingin.
Triad melepaskan peganganku. Namun, dia ganti menggenggam erat tanganku. Bulu kudukku meremang. Apa yang mau dia lakukan padaku?
Triad berkata, "Sembilan belas bulan kebersamaan kita. Belum pernah aku ungkapkan sesuatu padamu. Aku tahu rasaku ini adalah juga rasamu, bukan?"
Hanya tersenyum reaksiku. Triad membimbing tanganku berjalan.
"Itu kemah kita. Kau teruskan saja ke sana. Aku mau ke tempat lain dulu." Triad sudah berlalu.
Mulutku menganga ingin mencegah, tapi dia bergegas pergi. Baiklah, sebentar lagi aku sampai ke kemah. Terlihat teman-temanku berkerumun. Mereka terkejut memandangku.
"Sherin! Kemana saja kamu? Cepatlah kemari! Jenazah Triad sudah ditemukan!"