Layar menampilkan kata mengetik ....
[Happy holiday ]
[Semoga selamat sampai tujuan ... selamat datang di kota dingin nantijangan lupa nyobain kulinernya]
Hmmm, rasanya tak sabar inginku segera sampai ke sana. Namun, apalah daya. Keberangkatanku hanya bisa terlaksana esok hari, ya iya lah kalau pada tiket tertera besok baru pergi. Ha ha.
Semua barang yang aku perlukan sudah tergeletak di atas lantai ruang tengah, karena di sanalah ruangan yang paling lebar di rumahku. Jadi enak untuk menatanya ke dalam koper.
Sebentar lagi senja akan tiba. Sinar kejinggaan di ufuk barat perlahan memudar. Bulan di mana air hujan tercurah tidak menyurutkan keinginan untuk terbang di antara awan-awan. Semoga saja cuaca selalu cerah, secerah hatiku ini.
***
Hari ini tanggal 25 Desember 2018. Bis yang kami tumpangi bergerak perlahan. Kemacetan parah mengiringi perjalanan kami. Desember adalah musim orang-orang berlibur panjang. Libur sekolah, Natal, dan akhir tahun. Air hujan tak luput menghampiri membasahi bis. Suasana sedikit hening. Suara televisi masih terdengar.
Masing-masing penumpang bis tenggelam dalam kegiatan masing-masing. Ada yang menyandarkan tubuhnya ke kursi sambil memejamkan mata. Sebagian yang lain berdiam diri sambil menatap televisi. Kualihkan pandangan ke kursi belakang dan kulihat mereka sedang sibuk dengan gawai di tangan. Sementara aku juga berdiam diri.
Netraku menjelajah kaca-kaca bis. Tetesan air hujan di kaca meninggalkan titik-titik indah bagiku. Air yang begitu cantik. Saatnya berdoa. Bukankah saat turun hujan adalah waktu dikabulkannya doa? Doaku adalah ... rahasia!
Tanpa sadar bis kami sudah sampai ke tempat tujuan. Ternyata aku tertidur. Bis diparkirkan. Kami harus berjalan kaki ke Masjid Tiban Turen. Sungguh aku penasaran dengan masjid yang banyak desas-desus orang mengatakan dibangun oleh para jin dalam waktu hanya semalam. Luar biasa pikirku. Mirip legenda Roro Jonggrang ya. Ah, ya. Aku harus menghubungi Anna.