Mohon tunggu...
Rina Pebriana
Rina Pebriana Mohon Tunggu... Buruh - Sang Buruh Aksara

Bidadari Alai Timur, "Kutemukan keindahan terhakiki dari rangkaian aksara. Cantiknya huruf membuai rasa bahagia, aku jatuh cinta."

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Bias Semu

15 Agustus 2019   11:18 Diperbarui: 15 Agustus 2019   12:12 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Rin'S

Dendang kata dari mulut manismu
Mengiang syahdu bak tembang kenangan
Kemudian perih mengiris kalbu
Selayak sembilu menoreh goresan


Pahit ludahku seketika
Mengepal erat genggaman tanganku
Seandainya kau bukan boneka
Apalah daya hanya menahan diri dan membisu


Lembut bicaramu membuai asa
Namun pias pada ujungnya
Kau hentak hingga ke titik nadir
Bergelung pedih kenyataan digulung takdir


Lupakah kau dengan karma?
Ah ....
Kau manusia sempurna
Tak patut bila menimpa
Mungkin itu karena dosaku sudah


Kukuh tak mengucap ampun
Sungguh tiada merasa berdosa
Menabur garam di atas luka
Seraya tertawa dibalik wajah santun
Kan kukejar ucap maafmu, di surga

Barabai, Kab. Hulu Sungai Tengah

Kamis, 15 Agustus 2019 / 14 Dzulhijjah 1440 H

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun