Konferensi Internasional Keluarga Berencana (International Conference on Family Planning) akan dilaksanakan di Indonesia, tepatnya di Nusa Dua Bali. Kegiatan ini merupakan kerjasama antara Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Johns Hopkins Bloomberg School of Public Policy. Konferensi yang akan dilaksanakan pada bulan November 2015 ini merupakan konferensi yang keempat, setelah sebelumnya dilaksanakan di Uganda (2009), Senegal (2011), dan Etopia (2013).
Konferensi ini merupakan konferensi terbesar di dunia yang dikhususkan untuk mendukung program keluarga berencana. Konferensi Keluarga Berencana IV ini direncanakan akan dihadiri oleh sedikitnya 3.000 peneliti, pembuat kebijakan, dan mahasiswa. Penyelenggara juga membuka kesempatan bagi siapapun untuk mengajukan abstrak tulisan ilmiah tentang keluarga berencana guna berpartisipasi dalam konferensi tersebut. Kesempatan ini dibuka sampai dengan tanggal 1 Mei 2015.
Salah satu kegiatan BPS yang menyajikan data tentang keluarga berencana di Indonesia adalah Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). Berdasarkan hasil SDKI tahun 2012, hampir semua perempuan umur 15-49 tahun (98 persen) mengetahui alat/cara kontrasepsi modern, namun hanya 62 persen perempuan berstatus kawin yang berumur 15-49 tahun menggunakan suatu alat/cara kontrasepsi.
Jika dilihat lebih rinci, penggunaan kontrasepsi secara umum meningkat menurut tingkat pendidikan responden, mencapai puncaknya pada perempuan dengan pendudukan SMTA sebesar 67 persen, namun kemudian turun menjadi 47 persen pada perempuan dengan pendidikan perguruan tinggi. Faktor efek samping dari alat kontrasepsi yang sebagian besar bersifat hormonal, diduga menjadi faktor yang mempengaruhi keputusan mereka tidak berkontrasepsi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H