Mohon tunggu...
Bible CultureStudy
Bible CultureStudy Mohon Tunggu... Dosen - Pendidikan Kristen

Wadah untuk menjelaskan Bible dari Perspektif abad pertama

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kerusuhan dan Kerukunan dalam Nubuat Mikha

9 Juni 2019   16:20 Diperbarui: 9 Juni 2019   16:33 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kerusuhan dan Kerukunan Nubuat Mikha

Ini menarik. Dari 12 Kitab Nabi "kecil", kitab Mikha secara spesial menonjolkan aspek pemerintahan Allah yang paling ideal. Dengan padat, saya sebut 2 kondisi yang hendak diumumkan oleh Mikha: Kerusuhan dan Kerukunan.

Mikha hidup pada 3 pemerintahan raja yang berbeda. Pertama, pada pemerintahan raja Yotam sekitar tahun 742-735 SM. Kedua, pada pemerintahan Ahas sekitar tahun 735-715 SM. Dan ketiga, sewaktu Hizkia berkuasa sekitar tahun 715-687 SM. Jika dihitung, periode ini berlalu sekitar 55 tahun. Menurut kebiasaan, Mikha mulai aktif melayani di akhir abad kedelapan, di zaman Hizkia (Mikh.1:2-9; Yer.26:17-18).

Mirip dengan Amos yang bernubuat di Israel Utara, Nabi Mikha yang hidup sezaman dengan Yesaya melayani di Israel Selatan. Bencana yang disampaikan oleh Amos kepada Israel Utara, juga disampaikan oleh Mikha kepada sudaranya. Walau sama-sama menyerukan khabar kehancuran, isi khotbah Mikha mengandung nuansa eskatologis yang kuat tentang masa depan dunia yang indah.

Ada 2 sisi keadaan yang hendak disampaikan oleh Mikha. Pertama, sisi kerusuhan yang akan timbul di Negara Yehuda akibat karakter buruk yang diperlihatkan oleh Raja dan rakyat Yehuda dalam waktu yang sangat lama. Kedua, sisi kerukunan yang akan diperlihatkan oleh Allah atas Yehuda dan dunia. Pemerintahan yang ideal akan dipimpin oleh Allah sehingga upah dan hukuman yang adil akan ditemukan.

Keadaan KERUSUHAN:

Mikha memaparkan kebenciannya terhadap korupsi, kolusi, kepura-puraan, kemunafikan, dan berbagai kejahatan yang diterapkan oleh Yerusalem (raja dan rakyat). Sejak pasal 1-3, Mikha menyinggung berbagai kesalahan sosial yang mengakibatkan penderitaan bagi orang-orang miskin. Mikha mengemukakan dan mengutuk praktik-praktik kecurangan para pemimpin agama yang tidak etis, misalnya dalam pasal 3:9;6:1-8. Hal paling mengenaskan dalam keluh kesah Mikha adalah praktik para Imam dan Nabi yang mengajar demi sesuap nasi sehingga praktik suap terjadi di kalangan pemimpin umat.

Keadaan KERUKUNAN:

Gambaran-gambaran kedamaian yang dicatat oleh Mikha tertuang dalam, pertama: pasal 4:1-14 tentang Allah yang berdaulat dan menjadikan Sion sebagai pusat kedamaian. Kedua; pasal 5 tentang hadirnya Mesias ilahi dengan pemerintahan yang adil dan damai. Ketiga: Pasal 6 tentang hadirnya keadilan Allah bagi manusia dalam bentuk upah dan hukuman. Keempat: pasal 7 tentang pembangunan Israel secara fisik dan spiritual.

#BCSsermon

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun