Mohon tunggu...
Bible CultureStudy
Bible CultureStudy Mohon Tunggu... Dosen - Pendidikan Kristen

Wadah untuk menjelaskan Bible dari Perspektif abad pertama

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hukum Talmud yang Ekstrem

4 Juni 2019   23:27 Diperbarui: 4 Juni 2019   23:30 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Siapa saja yang mempelajari Tradisi Yudaisme akan sepakat bahwa kelompok ini menjadi EKSTREM karena karena penafsiran-penafsiran LISAN tua-tua Yahudi terhadap Keagungan Taurat.

Tradisi Lisan ini disebut "TALMUD" yang dalam beberapa penjabaran dipaparkan dalam bentuk-bentuk yang berbeda seperti Misnah, Midrash, Hagada, dan Halakah. Bentuk-bentuk ajaran ini memiliki kesatuan walau dapat dibedakan kepentingannya.

Saya setuju dengan kaum Islam yang memberi cap "keras dan kasar" ketika membaca isi Talmud. Jangan salah paham dulu ya.

Talmud berisi tafsiran ekstrem terhadap Hukum Taurat yang ditulis oleh Musa atas perintah Tuhan. Tafsiran ini dilakukan oleh Rabi-Rabi dari berbagai "denominasi" sehingga memiliki kepentingan dan penafsiran yang berbeda. Rabi Hilel dan Shamai yang paling terkenal dalam konteks ini.

Memahami tradisi Talmud akan memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan teman-teman saya yang dari Islam tentang:

1. Mengapa sepertinya Yesus bertentangan dengan Taurat-Yudaisme.

2. Mengapa sepertinya Paulus menghabisi ajaran Yudasime, seperti sunat, larangan makan babi, dll.

3. Mengapa sepertinya Kristen tidak memelihara adat Yahudi yang kental dengan dunia Perjanjian Lama.

Bro Abdullah, lihatlah bahwa Denominasi Yahudi seperti Farisi, Saduki, Esseni, dan kelompok Ahli Taurat telah mencemari dan memperkosa Taurat menurut kepentingan mereka.

Jika Yesus Kristus sepertinya bertentangan dengan Farisi, Yesus tidak sedang menolak Hukum Taurat karena Dia sendiri datang untuk menyempurnakannya.


#BCSsermon

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun