Banyak yang sudah mulai bosan dan  meninggalkan Facebook, namun tidak sedikit dari mereka yang tetap  membiarkan accountnya tersebut aktif. Mereka melakukannya karena tidak  menutup kemungkinan bahwa entah di suatu hari nanti akan kembali sekadar  memeriksa hal baru apa yang dimunculkan Facebook daripada harus membuat  account baru.
Sedikit mundur ke belakang, tepatnya ketika  bendera Friendster berkibar gagah, situs tersebut seakan tidak dapat  diungguli oleh jejaring sosial lain walaupun pada kenyataannya MySpace  juga berpotensi untuk menggeser keberadaannya.
Banyak orang yang  menggunakan Friendster untuk segala macam aktivitas khususnya untuk  berinteraksi dengan teman/keluarga atau juga berkenalan dengan  orang-orang baru. Hal tersebut mirip dengan pola kerja Facebook.
Setelah  Facebook dan jejaring sosial lainnya muncul, Friendster mulai  kehilangan pengaruh, pamor dan pengguna. Banyak pengguna internet yang lebih leluasa berekspresi dengan menggunakan Facebook daripada  Friendster.
Tidak sedikit pula yang mengejek apabila ada  seseorang yang masih menggunakan Friendster. Friendster dikatakan sudah  ketinggalan zaman, tidak ada inovasi, hanya untuk anak-anak kecil yang  beranjak dewasa dan berbagai macam lontaran disematkan untuk jejaring  sosial itu.
Akhirnya Friendster tumbang dan Facebook menjadi  raja, walaupun banyak jejaring sosial sejenis yang juga tumbuh. Para  pengguna internet menganggap bahwa Facebook lebih menarik karena fitur  dan segala hal di dalamnya tidak ditemukan di Friendster.
Namun,  seiring dengan perkembangan zaman, di mana tidak terhitung lagi jejaring  sosial baru ikut berkompetisi di dunia maya, banyak orang yang mulai  bosan dengan Facebook.
Bahkan tidak sedikit yang mengatakan bahwa  situs tersebut hanya khusus untuk kaum-kaum alay yang ingin  diperhatikan dan sedang mencari jati diri. Walaupun tidak ada bukti  konkrit akan hal itu.
Facebook menjadi membosankan dikarenakan  banyak hal, dua di antara adalah situs ini sudah kehilangan inovasinya  sehingga pengguna merasa bosan. Selain itu, pengguna juga mulai beralih  ke layanan yang lebih intim seperti Snapchat karena Facebook dianggap  sudah terlalu terbuka.
Apabila Facebook terus menerus kehilangan  pamor, maka tidak menutup kemungkinan apa yang dialami Friendster  beberapa tahun lalu juga menimpa situs nomor satu dunia untuk saat ini  tersebut.
Yang pasti secara logis, semua hal baik di dunia  internet tidak ada yang abadi karena teknologi selalu berkembang pesat  dan cepat seiring dengan waktu.Â