Antonio Gramsci pernah mengatakan, "semua orang adalah intelektual, tapi tidak semua anggota masyarakat punya fungsi intelektual". Kira-kira begitu kalimat yang ia tulis semasa berada di penjara Mussolini.Â
Kita juga tahu, pasangan calon ini memiliki intelektual yang dapat mempengaruhi dan membawa organisasi menjadi lebih baik. Sebagai kelompok berpengaruh, the ruling class, para pemimpin memiliki kedudukan penting dalam masyarakat. Bahkan, mereka menyumbang andil besar dalam menentukan kemajuan atau kebangkrutan suatu bangsa. Dalam adagium Arab terdapat ungkapan, 'al-nas 'ala dini mulukihim' (rakyat selalu mengikuti agama para pemimpin mereka). Ini berarti, pemimpin adalah teladan dan panutan umat qudwah hasanah. Oleh sebab itu, pemimpin harus memiliki akhlak mulia dan keluhuran budi pekerti. Pemimpin tidak cukup hanya terdidik. Mereka juga sekaligus harus tercerahkan.
Secara sosial, pemimpin tunduk kepada nilai-nilai kolektif seperti kebenaran, keadilan, kedamaian, dan kemanusiaan yang berguna bagi kemaslahatan hidup umat manusia di muka bumi. Pencerahan jiwa ini, menurut pakar tafsir al-Razi, lebih terang daripada matahari.Â
Pencerahan itu akan membuatnya memiliki nurani dan mata hati, serta kepekaan terhadap segala penderitaan rakyat. Sebagai bangsa kita benar-benar membutuhkan para pemimpin yang tercerahkan. Sebab, hanya pemimpin yang tercerahkan agaknya yang akan mampu membawanya keluar dari krisis.Â
Kerja-kerja kecil yang berarti harus segera diraih. Tantangan semakin berat jika kita tak terus menerus berjalan, mencerna, dan refleksi diri. Mungkin kita perlu menengok kembali formasi sosial di dalam kehidupan masyarakat kita dan perlu pula meneropong perkembangan pergaulan dunia. Sehingga kita mampu memposisikan gerakan mahasiswa tercerahkan sebagaimana mestinya.Â
Dengan statement di atas, InsyaAllah Zaenal-Danny (JADI) pemimpin yang tercerahkan bagi civitas akademika FISIP UMJ dengan segelintir program kerja unggulan dan program kerja tahunan yang dapat menumbuhkan nalar kritis mahasiswa. (Artikel ini ditulis oleh Joli Apriyansyah, salah satu mahasiswa aktif FISIP UMJ).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H