Mohon tunggu...
iqbal muhammad
iqbal muhammad Mohon Tunggu... -

Seorang mahasiswa jurusan teknologi industri pertanian institut pertanian bogor

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sendal Jepit yang Hilang di Masjid di Negeri yang Berketuhanan yang Maha Esa

28 Januari 2011   03:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:07 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Seketika saya menyadari suatu hal yang mungkin tidak begitu penting namun menurut saya menjadi penting bila dihadapkan pada pondasi berpikir kita. Pondasi berpikir yang kuat dan tanpa tedeng aling yang dihadapkan pada realita imut yang menjadi lucu apabila saya renungkan berkali – kali. Satu hal yang pasti, hal ini cuma pepesan kosong namun sedikit layak untuk diangkat.Lantas apa hubungannya antara sandal jepit yang hilang di masjid di negeri yang berketuhanan yang maha esa dengan pendahuluan saya ini ?

Sendal jepit yang hilang dimasjid mungkin menjadi hal biasa dan kadang menjadi hal lumrah malah menjadi bahan lelucon. Sendal jepit yang hilang di masjid menjadi suatu fenomena tersendiri dari cara otak kita bekerja dan motorik kita bertindak. Ingat masjid ingat Tuhan, mau ingat Tuhan ya salah satu caranya pergi ke masjid, dimana masjid menjadi tempat yang suci lagi mensucikan. Namun kok bisa bisanya sandal jepit hilang di masjid ?

Tuhan melalui firmannya yang diturunkan kepada para utusannya selalu mengingatkan kita untuk menjauhi tindakan keji dan munkar, tindakan dzolim dan haram, sekecil apapun, pada saat bagaimanapun, itu pondasi berpikir dasar setiap agama ajarkan pada umatnya di muka bumi ini. Namun realitanya lain apabila kita melihat fenomena sandal jepit yang hilang dimasjid.

Lantas, apakah sebab yang menyebabkan bisa bisanya sandal jepit hilang di masjid ? Apakah masjid sebagai media yang kita yakini tempat paling dekat dengan Tuhan hanya sebatas wacana dalam otak kita masing-masing saja ? ataukah masjid sudah hilang kesuciannya ? hmmm… Jika sedikit kita berpikir nakal, apakah Tuhan sedang tidak ada di masjid atau mungkin Tuhan itu benar-benar tidak ada malah ?? tentu bukan itu jawabannya saya rasa, namun saya yakin sekali Tuhan memang tidak ada di masjid.

Bila kita berpikir secara rasional dengan akal sehat, masjid hanyalah dan semata-mata tidak lebih media yang Tuhan anggap tepat sebagai tempat kita mengingat diri-Nya, sehingga para nabi dan rasul tentu saja menetapkan masjid sebagai tempat yang suci. Namun tidaklah masjid itu menjadi tempat yang suci melainkan kita yang mensucikannya, dengan tidak mengotorinya secara fisik atau dengan tindakan yang tentu saja tidak suci. Sehingga, tidaklah suatu perkara besar sandal jepit itu hilang di masjid, melainkan manusia yang ternyata sedang bingung apakah fenomena menghilangkan sandal jepit milik orang lain adalah perbuatan suci atau tidak. Nah lho ??

Itulah sekilas fenomena bangsa kita yang berketuhanan yang maha esa ini, di negeri yang kita anggap suci dan nenek moyang kita telah curahkan tetes darah campur keringat untuknya, dan bangsa kita meyakini Tuhan itu ada dan Maha Esa, tetapi kita ternyata sudah mengkhianati kepercayaan itu, kita tetap dzolim kepada sesama dan mengkhianati apa yang diperintahkannya, tidak hanya di mesjid, dikantor, dirumah, disekolah, dikampus, di gedung DPR, di gedung MPR, dll. Sehingga masuk akal lah bahwa negara ini sedang kotor, sedang dijauhi Tuhannya, dan Tuhan terus mengingatkan kita bahwa kita telah mengotori negeri ini dengan fenomena sandal jepit hilang di masjid yang kita lakukan. Bukanlah suatu hal yang aneh apabila negeri ini di hujani bencana yang bertubi-tubi layaknya hujan di bulan agustus.

Mungkin sudah saatnya negeri ini kembali kita sucikan sebelum Tuhan yang mensucikannya, mungking sudah saatnya kita mengembalikan sandal yang kita ambil dari pemiliknya seraya meminta maaf, mungkin sudah saatnya kita mencegah terjadinya kehilangan sandal-sendal yang lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun