Mohon tunggu...
Bibir Pedas
Bibir Pedas Mohon Tunggu... -

Mencoba memperbaiki dan menjadi lebih baik, Amin

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Harus Gimana Dong?

13 Oktober 2011   06:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:01 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Medan, 06 Oktober 2011

16.00

"Just like a star cross my sky, just like an angel off the page.." HPku bunyi.

"Na, ntar pulang kerja singgah sebentar di pasar, beli ayam 1kg sama mie jagung 2 bungkus ya.." pesan Ibu.

17.00

Aku sampai di pasar. Macet.

Di depanku ada mobil pengangkut sampah yang besar sekali berwarna kuning gadel. Sudah macet, aroma sampahnya tak tertahankan, haih...

Terlihat di depan simpang kiri pasar sedang berkacak pinggang seorang polisi memperhatikan kemacetan pasar yang merembet ke jalan raya.

Dari dalam pasar keluarlah seorang pria gemuk. Mungkin usianya 20 tahunan. Sepertinya dia agak sedikit kurang waras. Dia berjalan cepat dan berhenti tepat di depan motorku. Sambil melihat kearah polisi kemudian ia melambaikan tangannya seraya memanggil polisi itu.

"Woi, kau atur dulu dalam tu. Macet kali ni. Diam aja kau situ, ngapain"? aku kaget pria itu berkata seperti itu kepada polisi itu.

Ku lihat polisi itu berjalan ke arahnya.

Mungkin dia akan masuk ke pasar untuk melihat apa yang membuat macet dan mengaturnya supaya lalu lintas lancar. Memang sih di dalam pasar ada sebuah sekolah swasta yang pada saat itu juga pulang sekolah.

Tanpa berkata sepatah katapun, polisi itu meraih tangan pria gemuk itu. Memelintirnya. Mendorongnya hingga pria gemuk itu bersandar di mobil pengangkut sampah yang besar itu. Menjatuhkannya. Membuka bajunya.

Datanglah seorang petugas parkir yang ikut membantu polisi itu memegang anak gemuk itu.

Menyeretnya keluar pasar.

18.00

"Kenapa gak direkam aja kak, kan bisa dimasukin ke Youtube tuh. Biar "terkenal" polisinya". adikku yang duduk kelas 1 SMP memberikan komentarnya.

Aku hanya terdiam. Aku harus gimana dong?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun