Mohon tunggu...
Bie A. Whiancaka
Bie A. Whiancaka Mohon Tunggu... Lainnya - Entrepreneur. Electrical Engineering

Bertamsilah ketika lapar dan tersenyumlah. KJYO

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Dialog di Pematang Sawah

3 Januari 2018   21:55 Diperbarui: 4 Januari 2018   09:35 1005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.abc.net.au

Di tanah ini dedaunan mengering

Batu-batu kecil 

Dan tumpukan santiran sumbang

.

Sebuah hamparan ilalang

Tersorot oleh sepasang mata

Berwujud api lilin

.

Merengus-rengus paras malam

Berselendang emas

Rerupa sejumput bunga tebu

.

Di tanah ini akal surut

Langkah-langkah berawan

Dan tumpukan lamunan kekal

.

Seluas batas rindu

Berjuntai menimang akal

Beradu, perihal air beriak

.

Dedaunan jati berjejer kering

Menari... merangkul langit 

Setiap matanya penuh sahaja

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun