Mohon tunggu...
masnib
masnib Mohon Tunggu... lainnya -

Lebih atau kurang rezeki harus dirayakan dengan secangkir kopi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Orang-Orang di Belakang MCI (Meme Comic Indonesia)

3 Agustus 2015   16:16 Diperbarui: 3 Agustus 2015   16:16 3925
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kutipan di atas baru di halaman 55 dari 258 halaman. Bayangkan... Dia memilih untuk patuh pada ibu dibanding 500 ribuan likers yang selalu setia menantinya. Mitos dimana orang tua harus selalu mendukung setiap hobi yang bermanfaat terpatahkan di titik ini. Tetapi uthlubul ilmu minal mahdi ilallahdi harus nomer satu bagi sang Ibu yang kebetulan pula diamini oleh anak.

Admin-admin yang lain juga tak kalah bersahajanya. Rerata mereka tak pernah menampakkan bahwa mereka seorang admin di fanpage besar termasuk pada temannya sekalipun. Berkarya di dunia maya memang mirip orang anti sosial. Memantengi layar LCD tiap hari, makan tanpa pernah melihat nasi, bahkan meeting sesama adminpun dilakukan di depan LCD monitor mereka. Wajarlah kalau boleh di bilang mereka kuper dibanding profesi atau hoby yang lain. Di halaman 227, ketika salah satu admin melapor ke polisi karena MCI di hack (di bajak) oleh sesorang, admin ini gelagapan mendapatkan pertanyaan standar dari petugas. Sampai saudaranya harus memberitahu petugas dengan berkata : “ Maaf, Pak... Ini anak emang aktifnya di dunia maya, dia nggak bisa hidup di dunia nyata”. Petugas pun menjawab : “Tapi saya curiga dengan anak ini, dari tadi dia terus memberikan keterangan yang berbelit-belit”.  Nah lo..niatnya melapor, tapi karena kuper hampir saja  jadi tersangka.

Terlepas dari saya yang memang orang awam di dunia maya, buku ini memberi nuansa baru tentang dunia anak muda (kalau tidak boleh di sebut memberi pencerahan, gengsi kan kalau anak muda memberi pencerahan orang tua). Dan ternyata dinamis itu tidak memandang usia. Idealnya memang dinamis itu melekat pada diri anak muda tapi sebaya saya pun saat ini mulai merasakan bahwa statis itu membosankan. Penyair Seno Gumira Aji Darma pernah menulis : “ Alangkah mengerikannya menjadi tua dengan kenangan masa muda yang hanya berisi kemacetan jalan, ketakutan datang terlambat ke kantor, tugas-tugas rutin yang tidak menggugah semangat, dan kehidupan seperti mesin yang hanya akan berakhir dengan pensiun tidak seberapa”. Beruntunglah para admin MCI bisa mengekspresikan apa saja lewat karakter maddog, beruntung juga saya bisa mengekspresikan apapun lewat tulisan meski “Hanya Lewat” saja di K ini dengan hening, damai tanpa vote apalagi komen.

Mengakhiri tulisan ini saya masih ingin berbagi cerita di buku ini tentang betapa dinamisnya cara admin cewek menolak admin cowok saat chat di dunia maya (Sekedar info, sesama admin MCI tidak saling kenal secara fisik bahkan perekrutan admin baru pun dilakukan via inbox FB atau via email)

Aku pun mengeluarkan jurus yang lain. Setahuku ada banyak perbedaan yang bisa memisahkan sepasang kekasih. Pertama tentu saja beda jarak.

“Tapi kan kita beda kota jauh banget”

“Kamu tinggal di mana? Paling nggak lebih jauh dari Bekasi?”

“Aku di Bali” Kataku

“Wah, asyik! Berarti aku bisa ketemu kamu sekalian liburan?”

Masih nggakmempan juga. Aku pun mengeluarkan jurus ke dua...

“Tapi kan kita beda umur? Kataku pada admin Nanas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun