Adapun pengertian dari Deforestasi sendiri berkaitan langsung dengan hutan yakni, penggundulan hutan. Arti Deforestasi secara spesifik mengarah pada proses hilangnya suatu lahan hutan dan beberapa area pepohonan yang terjadi atas perbuatan manusia itu sendiri. Penebangan pohon secara illegal sudah menjadi hal yang kerap kali dilakukan oleh manusia. Indonesia sendiri pernah mengalami suatu angka Deforestasi yang cukup meningkat secara berkepanjangan. Tentu pula hal ini juga memiliki dampak besar yang merugikan alam di Indonesia maupun kondisi fauna dan tak menutup kemungkinan juga berdampak pada manusia nya sendiri.
Meskipun Indonesia pernah mengalami angka Deforestasi yang tinggi dalam jangka waktu yang cukup panjang, Indonesia sendiri juga pernah mengalami angka Deforestasi yang menurun signifikan pada tahun 2022. Indonesia mulai menghitung tingkat deforestasi sejak tahun 1990. Faktanya, angka Deforestasi tertinggi terjadi pada periode tahun 1996 sampai 2000, sebesar 3,5 juta ha per tahun, periode 2002 sampai 2014 sebesar 0,75 juta ha per tahun, dan mencapai titik terendah laju deforestasi pada tahun 2022 sebesar 104 ribu ha.
Alasan Dilakukannya Deforestasi Berkepanjangan
 Adanya Deforestasi terjadi karena ulah manusia itu sendiri yang terkadang hanya bertujuan untuk menguntungkan diri nya sendiri. Berikut beberapa alasan yang menjadi faktor utama terjadi Deforestasi:
1. Aktivitas Tambang yang  Menjadi -- Jadi
Adanya aktivitas pertambangan ini sendiri terjadi karena adanya tingkah dari manusianya. Yang dimana aktivitas tambang ini dilakukan dengan tujuan untuk alih fungsi lahan hutan. Aktivitas pertambangan di perhutanan juga untuk memanfaatkan sumber daya alam yang terkubur di bawah tanah. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pendapatan daerah dan kesejahteraan rakyat.
2. Perluasan Lahan Kelapa Sawit
Kegiatan penambahan lahan atau perluasan lahan yang befokus pada kelapa sawit ini semakin meningkat. Di Indonesia sendiri, pembukaan lahan untuk kebun kelapa sawit tersebut menjadi faktor besar terhadap berkurangnya luas hutan. Penambahan lahan ini sendiri sungguh sangat merugikan pada kondisi alam nya sendiri karena sama saja menghabiskan jumlah dari pepohonan yang beragam dan hanya menguntungkan bagi manusia nya saja.
3. Angka Transmigrasi yang MelonjakÂ
Program yang dibuat oleh pemerintah ini sendiri sungguh sangat menghambat pertumbuhan banyak sumber daya alam dari hutan. Tingginya angka transmigrasi karena adanya laju pertumbuhan yang meningkat, membuat lahan hutan semakin sedikit oleh adanya pembangunan lahan huni bagi masyarakat yang semakin banyak.
4. Penggembalaan Hewan TernakÂ
Dalam konteks ini, sering kali dilakukan oleh petani. Yang dimana perluasan lahan untuk peternakan semakin menjadi dengan cara pengggundulan hutan demi meningkatkan produksi daging yang dimana prmintaan global akan daging juga mendorong perluasan lahan yang dibutuhkan untuk peternakan. Selain lahan penggembalaan, sejumlah besar tanaman pakan ternak seperti kedelai ditanam untuk memberi makan ternak.
5. Urbanisasi dengan Perluasan Kawasan Perkotaan dan Meningkatnya KebutuhanÂ
Marakanya pertumbuhan masyarakat yang menyebabkan pemerintah harus terus merelakan lahan perhutanan dengan system Deforestasi. Urbanisasi sendiri juga menjadi faktor utama yang merugikan lahan hutan.
Seiring dengan pertumbuhan wilayah perkotaan, mereka membutuhkan lebih banyak sumber daya untuk menopang populasi mereka, sehingga meningkatkan permintaan akan produk seperti daging sapi dan barang pertanian. Permintaan ini memicu penggundulan hutan baik secara langsung melalui konversi lahan hutan menjadi perumahan atau lahan pertanian dan secara tidak langsung dengan meningkatkan tekanan pada hutan untuk menyediakan sumber daya.
Dampak Merugikan Pada Aspek AlamÂ
Berdasarkan data-data dan fakta telah dipaparkan, itu merupakan bentuk ancaman bagi Indonesia terlebih pada alam nya. Bentuk sikap semena-mena manusia yang tidak bertanggung jawab sangat perlu untuk mendapat perhatian yang lebih intens kedepannya. Kebijakan pemerintah dalam menangani hal ini juga dinilai belum sepenuhnya baik, karena Indonesia pun masih memiliki jumlah angka yang cukup tinggi pada aspek Deforestasi nya. Adapun dampak yang secara garis besar terjadi atas adanya Deforestasi ini meliputi :
1. Terganggunya Siklus Air di Indonesia
Dengan adanya Deforestasi sebenernya tak benar-benar efektif. Melainkan, menambah suasana intensif dikarenakan dengan banykanya lahan hutan yang dialih fungsikan, hingga di tebang, dan dibakar, hal ini justru menimbulkan masalaha baru pada aspek peresapan air. Yang dimana berkurangnya daerah resapan air, membuat kondisi banjir yang akan terus meningkat untuk kedepannya.
Tak hanya pada fungsi daerah resapan air, namun juga pada fungsi hutan dalam penguapan air yang menjadi terganggu. Dengan adanya urbanisasi hingga perluasan lahan sebagai alih fungsi hutan juga menyebabkan hutan menjadi kering dan tandus. Hal ini justru berdampak besar pada hawa sekitaran hutan yang dialih fungsikan tersebut menjadi sangat panas dan hingga menjadi indikasi adanya pemanasan global yang turut menjadi tinggi nantinya.
2. Punahnya Kekayaan Flora dan Fauna di IndonesiaÂ
Hal ini akan sangat merugikan Indonesia sendiri karena banyak flora dan fauna yang akan semakin menipis jumlah spesiesnya. Hal ini juga merugikan karena merugikan bagi flora fauna yang semakin kehilangan habitatnya. Terlebih lagi Indonesia yang terkenal atas keberagaman flora dan fauna, akan semakin dipandang tak bagus oleh negara lain karena menghilangkan kesejahteraan sumber kekayaannya sendiri. Dari punahnya flora fauna juga tak hanya berdampak pada flora dan fauna nya saja, tentu pada manusianya juga. Yang turut dirugikan atas berkurangnya jumlah flora dan fauna yang artinya juga menjadi kerugian dalam memenuhi kebutuhan sumber daya alami maupun hewani. Hal ini juga yang membuat kesejahteraan masyarakat turut menurun.
3. Ancaman Terjadinya Bencana Alam Semakin Besar
Kegiatan penggundulan hutan secara terus menerus juga bisa mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan. Seperti yang sudah dijelaskan, banjir dan kondisi lingkungan yang tandus juga menjadi salah satu dampaknya. Rawan terjadi longsor, hingga banyaknya gelombang laut yang menjadi semakin tinggi hingga sampai ke daratan juga membahayakan bagi manusia dan lingkungan sekitar yang biasa kita kenal dengan erosi lahan.Â
Upaya Penanggulangan
Dari fakta -- fakta itulah yang dapat disimpulkan oleh kita sebagai masyarakat maupun sebagai pemrintah dalam mengatasi hal ini tentunya harus mendapat suatu penanganan yang intens. Terlebih lagi menurut data dari FAO, urbanisasi beperan 5% terhadap deforestasi. Dikutip dari UN (United Nation), sebanyak 68% penduduk di dunia akan tinggal di daerah perkotaan pada tahun 2050. Pertambahan penduduk ini dapat berdampak terhadap lingkungan sekitar karena akan terjadi alih fungsi lahan, dari hutan menjadi pemukiman penduduk. Kemudian Langkah yang paling efektif untuk dilakukan adalah :
1. Upaya pemersamaan presepsi antara pemerintah dan masyarakat dengan meminimalisirkan adanya sikap egoism yang dpat merugikan alam dan diri sendiri.
2. Menggerakkan system Tebang pilih secara merata tanpa adanya pembeda antara lahan di wilayah satu dengan yang lainnya.
3. Mulai membiasakan pola hidup baru seperti dari pemerintah harus mensosialisasikan Gerakan hidup sehat tanpa tisu, dan menggantinya dengan sapu tangan kemudian juga menerapkan ajakan untuk hidup bijak dalam menggunakan transportasi karena bertujuan dalam menghemat bahan bakar yang berkaitan dengan pertambangan yang menjadi factor utama adanya Deforestasi.
Mulai menerapkan suatu kegiatan REDD+ yang merupakan singkatan dari Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation, yang merupakan salah satu metode yang dilakukan untuk berbagai aktivitas konservasi hutan. Atau yang lebih spesifiknya, merupakan upaya-upaya yang dirancang untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan akibat proses deforestasi dan degradasi hutan melalui penggunaan insentif keuangan.
4. Tujuan dari REDD+ adalah dilakukannya penghitungan terhadap nilai karbon yang tersimpan di hutan. Upaya yang dilakukan berupa penawaran kepada negara berkembang dalam upaya mengurangi emisi dalam rangka investasi di jalur rendah karbon. Sehingga, negara-negara maju dapat bekerjasama dengan membayar negara berkembang untuk pengurangan angka kehilangan hutan di Indonesia, pembakaran lahan gambut dan degradasi hutan.
5. Meningkatkan keamanan dalam pengawasan hutan, hal ini berkenaan langsung pada tugas pemerintah. Dengan meningkatkan monitoring informasi antar apparat yang bertugas, hingga penerapan suatu sanksi yang dirasa merugikan bagi masyarakat hingga menunjukkan efek jera.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H