Tak hanya pada fungsi daerah resapan air, namun juga pada fungsi hutan dalam penguapan air yang menjadi terganggu. Dengan adanya urbanisasi hingga perluasan lahan sebagai alih fungsi hutan juga menyebabkan hutan menjadi kering dan tandus. Hal ini justru berdampak besar pada hawa sekitaran hutan yang dialih fungsikan tersebut menjadi sangat panas dan hingga menjadi indikasi adanya pemanasan global yang turut menjadi tinggi nantinya.
2. Punahnya Kekayaan Flora dan Fauna di IndonesiaÂ
Hal ini akan sangat merugikan Indonesia sendiri karena banyak flora dan fauna yang akan semakin menipis jumlah spesiesnya. Hal ini juga merugikan karena merugikan bagi flora fauna yang semakin kehilangan habitatnya. Terlebih lagi Indonesia yang terkenal atas keberagaman flora dan fauna, akan semakin dipandang tak bagus oleh negara lain karena menghilangkan kesejahteraan sumber kekayaannya sendiri. Dari punahnya flora fauna juga tak hanya berdampak pada flora dan fauna nya saja, tentu pada manusianya juga. Yang turut dirugikan atas berkurangnya jumlah flora dan fauna yang artinya juga menjadi kerugian dalam memenuhi kebutuhan sumber daya alami maupun hewani. Hal ini juga yang membuat kesejahteraan masyarakat turut menurun.
3. Ancaman Terjadinya Bencana Alam Semakin Besar
Kegiatan penggundulan hutan secara terus menerus juga bisa mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan. Seperti yang sudah dijelaskan, banjir dan kondisi lingkungan yang tandus juga menjadi salah satu dampaknya. Rawan terjadi longsor, hingga banyaknya gelombang laut yang menjadi semakin tinggi hingga sampai ke daratan juga membahayakan bagi manusia dan lingkungan sekitar yang biasa kita kenal dengan erosi lahan.Â
Upaya Penanggulangan
Dari fakta -- fakta itulah yang dapat disimpulkan oleh kita sebagai masyarakat maupun sebagai pemrintah dalam mengatasi hal ini tentunya harus mendapat suatu penanganan yang intens. Terlebih lagi menurut data dari FAO, urbanisasi beperan 5% terhadap deforestasi. Dikutip dari UN (United Nation), sebanyak 68% penduduk di dunia akan tinggal di daerah perkotaan pada tahun 2050. Pertambahan penduduk ini dapat berdampak terhadap lingkungan sekitar karena akan terjadi alih fungsi lahan, dari hutan menjadi pemukiman penduduk. Kemudian Langkah yang paling efektif untuk dilakukan adalah :
1. Upaya pemersamaan presepsi antara pemerintah dan masyarakat dengan meminimalisirkan adanya sikap egoism yang dpat merugikan alam dan diri sendiri.
2. Menggerakkan system Tebang pilih secara merata tanpa adanya pembeda antara lahan di wilayah satu dengan yang lainnya.
3. Mulai membiasakan pola hidup baru seperti dari pemerintah harus mensosialisasikan Gerakan hidup sehat tanpa tisu, dan menggantinya dengan sapu tangan kemudian juga menerapkan ajakan untuk hidup bijak dalam menggunakan transportasi karena bertujuan dalam menghemat bahan bakar yang berkaitan dengan pertambangan yang menjadi factor utama adanya Deforestasi.
Mulai menerapkan suatu kegiatan REDD+ yang merupakan singkatan dari Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation, yang merupakan salah satu metode yang dilakukan untuk berbagai aktivitas konservasi hutan. Atau yang lebih spesifiknya, merupakan upaya-upaya yang dirancang untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan akibat proses deforestasi dan degradasi hutan melalui penggunaan insentif keuangan.
4. Tujuan dari REDD+ adalah dilakukannya penghitungan terhadap nilai karbon yang tersimpan di hutan. Upaya yang dilakukan berupa penawaran kepada negara berkembang dalam upaya mengurangi emisi dalam rangka investasi di jalur rendah karbon. Sehingga, negara-negara maju dapat bekerjasama dengan membayar negara berkembang untuk pengurangan angka kehilangan hutan di Indonesia, pembakaran lahan gambut dan degradasi hutan.
5. Meningkatkan keamanan dalam pengawasan hutan, hal ini berkenaan langsung pada tugas pemerintah. Dengan meningkatkan monitoring informasi antar apparat yang bertugas, hingga penerapan suatu sanksi yang dirasa merugikan bagi masyarakat hingga menunjukkan efek jera.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H