tubuh berdinding peluh itu terus melangkah
menyayat tiap tiap keinginan semesta
mengais hartanya diantara sampah
memendam semua mualnya akan kebusukan
karena baginya kebusukan sampah tak seberapa
dibanding sifat angkara murka kaum berdasi
memendam semua derita hidupnya
karena baginya dia lebih bahagia
daripada masyarakat yang terus dikekang bagai hamba sahaya
memendam semua kejijikannya
karena baginya koruptor dan sampah masyarakat jauh lebih hina darinya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!