Permasalahan tersebut sejalan dengan hasil riset DPPKB Kota Bogor. Selama 6 bulan terakhir, sebanyak 710 keluarga tidak memiliki waktu untuk berinteraksi setiap hari. Kondisi ini memicu berkurangnya komunikasi dan interaksi yang bermakna di dalam keluarga. Padahal, komunikasi yang efektif dan kualitas waktu bersama keluarga sangat penting dalam membentuk ikatan emosional, memberikan bimbingan, dan membangun nilai-nilai positif pada anak-anak dan remaja (Rahmawati 2018).Â
Kurangnya pengawasan dan perhatian dari orang tua dapat meningkatkan risiko anak-anak dan remaja terjerumus ke dalam perilaku negatif seperti kecanduan media sosial, terpapar konten berbahaya, dan masalah-masalah lainnya yang berdampak pada perkembangan mereka. Meskipun begitu, orang tua tidak dapat selalu mengontrol secara penuh alur informasi yang diterima oleh anak, bahkan ketika anak berada di dalam rumah sekalipun.
Berdasarkan hal tersebut, diperlukan upaya untuk meningkatkan manajemen penggunaan smartphone pada remaja dalam interaksi sosial keluarga.
Dengan demikian, program "SMART (Screen Management And Relationship Time): Program Peningkatan Manajemen Penggunaan Smartphone pada Remaja dan Implikasinya terhadap Interaksi Sosial Keluarga" diselenggarakan untuk memberikan edukasi kepada para remaja terkait pengertian, faktor penyebab, ciri-ciri, dampak, tips mengatasi kecanduan smartphone, pengertian dan pentingnya interaksi keluarga, fungsi keluarga, teknik manajemen waktu yang baik antara smartphone dan keluarga, serta tips meningkatkan keharmonisan keluarga.
Pelaksanaan program bekerja sama dengan beberapa mitra yaitu Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bogor serta Karang Taruna Lubuk Sipatahunan dan PIK-R Serasi yang terletak di Kelurahan Sempur, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat.Â
Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan dalam program tersebut meliputi analisis situasi, kegiatan edukasi, penyebaran media edukasi, serta pengisian pre-test dan post-test.
Analisis Situasi mengenai Penggunaan Smartphone dalam Interaksi Sosial Keluarga
Kegiatan analisis situasi dilakukan untuk menganalisis karakteristik responden dan mengetahui alokasi penggunaan smartphone yang diterapkan remaja dalam interaksi sosial keluarga yang diukur berdasarkan tiga dimensi yaitu dimensi waktu, pemanfaatan, dan interaksi sosial keluarga.
Pengukuran tersebut dilakukan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Makawi (2016) kemudian dimodifikasi sesuai kebutuhan penelitian yang berjumlah 18 item pernyataan dengan skala likert 1 = Tidak pernah; 2 = Jarang; 3 = Kadang-kadang; 4 = Sering; dan 5 = Selalu.
Kegiatan analisis situasi dilakukan secara online dan disajikan dalam bentuk Google Form kemudian disebarkan melalui Whatsapp Group pengurus Karang Taruna Lubuk Sipatahunan dan pengurus PIK-R Serasi.Â
Pengumpulan data dilakukan selama dua minggu dimulai pada 16-30 Mei 2024. Berdasarkan hasil pengumpulan data tersebut maka diperoleh sebanyak 30 responden.