Mohon tunggu...
Lala Okkyania
Lala Okkyania Mohon Tunggu... -

Lagi selalu mengejar mimpi. Man Jadda wajadda. Jika kamu berusaha pasti kamu akan berhasil. "Jangan pernah remehkan kekuatan mimpi setinggi apapun itu, karena sungguh Tuhan Maha Mendengar." Saya percaya itu.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kenapa Bertindak dan Berpikir Berbeda?

23 November 2009   06:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:13 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Pagi ini ada kecelakaan di jalan. Seorang pengendara bermotor menabrak seorang anak kecil berumur 7 tahun sampai meninggal dunia. Menurutmu siapa yang salah di sini?

Kamu bisa bilang pengendara motor itu yang salah karena kalo dy bisa ngendaliin kecepatan motornya mungkin dy akan lebih siap kalo ada orang yang mendadak berlari menyebrang jalan tanpa peduli kondisi jalan. Kamu juga boleh bilang anak kecil itu yang salah karena dia ga seharusnya main di tepi jalan apalagi sambil berlari melintas tanpa melihat keadaan jalan. Bahkan kamu juga boleh menyalahkan orang tuanya karena tidak menarauh perhatian terhadap anaknya yang berumur 7 tahun sehingga si anak bisa bermain dan berlari di jalan tanpa pengawasan. Boleh juga kamu menyalahkan pemerintah yang tidak menyediakan lahan terbuka sebagai tempat bermain anak.

Yang pasti orang-orang yang berada di tempat tersebut marah karena hilang satu nyawa akibat kecerobohan, dan yang paling disalahkan serta menjadi pelampiasan kemarahan warga adalah pengendara motor itu.

Kamu bisa bayanginkan apa yang terjadi sama pengendara motor itu?

Iya, dy menjadi bulan-bulanan masyarakat, dipukuli oleh masyarakat yang marah.

Menurutmu kalo aku berada di tempat kejadian, apa yang akan aku lakuin?

Iya, kamu benar, aku akan cuek dan melanjutkan perjalanan menuju ke tujuanku.

Menurutmu apakah semua orang pada kejadian tersebut melakukan satu kegiatan yang sama yaitu memukul pengendara motor tersebut?

Kalo memang ga, coba kamu bayangin pada kejadian yang sama yaitu kecelakaan hingga anak tewas reaksi apa saja yang dikeluarkan oleh orang-orang yang menyaksikan kejadian tersebut?

Iya, mereka ada yang marah kemudian berlari menghakimi si pengendara motor, ada yang berteriak histeris sampai menangis, ada yang berlari memberitahu orang tua korban, ada yang berinisiatif menghubungi polisi, menghubungi ambulance mungkin, ada yang memeriksa keadaan si anak, ada pula yang cuma bengong bingung mau ngapain, sampai dengan melihat sebentar kemudian tidak ambil pusing dan meneruskan perjalanan kembali.

Kamu bisa hitung, dalam suatu kejadian, dalam ruang dan waktu yang hampir bersamaan ada berapa reaksi yang mungkin muncul dari beberapa orang?

Ada delapan, dan mungkin bisa lebih.

Kenapa sampai ada reaksi yang berbeda dari tiap-tiap orang menanggapi satu kejadian tersebut?

Baik, katamu karena tiap orang memiliki pikiran yang berbeda.

Tapi kenapa sampai ada pikiran yang berbeda?

Karena refleks atau sistem organisasi tubuh mereka berbeda.

Kenapa sampai akhirnya ada refleks yang berbeda?

Karena Tuhan menciptakan makhluknya tidak pernah sama katamu.

Kalo kamu pengen menyelesaikan cerita ini, kamu menjawab dengan jawaban yang tepat karena kita akan selalu berhenti pada kata kehendak Tuhan.

Tpi bukan itu yang aku maksud, kenapa setiap orang bereaksi berbeda terhadap suatu kejadian, jawabannya karena mereka memiliki PENGALAMAN yang berbeda. Pengalaman itulah yang membentuk tindakan dan pikiran mereka berbeda satu sama lain.

Kalo kamu, sahabatku adalah si pengendara motor itu dan aku tw kamu terlibat di kejadian itu. Aku akan membela kamu, karena aku tw bagaimana kamu membawa motor sehari-hari dan itu hari apesmu.

Kalo si A menyayangkan kejadian itu tapi tidak memukulmu, karena si A tw anak kecil itu memang sudah berkali-kali diingatkan tapi tidak pernah mengindahkannya, dan hari niy dia terkena akibatnya.

Si B yang memukulmu itu, dia melakukan hal tersebut karena dia geram dengan pengendara motor yang melintas di jalan niy seakan tidak punya etika dengan ngebut tanpa memperdulikan kondisi sekitar jalan hingga B pernah nyaris tertabrak pula.

Beda lagi dengan si C yang memukulmu, kejadian ini mengingatkannya terhadap kasus tabrak lari yang menewaskan anaknya.

D yang memilih berlalu pun karena dy pernah kehilangan proyek besar gara-gara terjebak macet kasus kecelakaan.

Jadi, kamu tw kan kenapa kamu ga bisa mengharapkan semua orang bersikap sama seperti apa yang kamu harapkan, bahkan pun untuk mereka yang kamu anggap dekat.

Semoga dengan ini kamu bisa memahami, dan semoga kamu bisa lebih tenang menghadapi apa yang mereka reaksikan ke kamu..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun