KKN BTV 3 adalah kegiatan pengabdian yang dilakukan pada lingkungan atau tempat tinggal masing-masing oleh mahasiswa Universitas Jember.
 Program KKN ini terdiri dari 5 tematik, dan salah satunya adalah Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid 19, dimana para mahasiswa melakukan pengabdian dengan membantu memajukan UMKM yang ada di lingkungan sekitarnya dengan beberapa inovasi.Â
Adanya program ini diharapkan dapat memberi keuntungan pada kedua belah pihak, yakni sasaran dan mahasiswa itu sendiri dimana pihak sasaran pengabdian menjadi lebih memiliki pandangan mengenai apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk memajukan usaha pada masa pandemic dan mahasiswa dapat belajar mengenai proses usaha yang sedang ia bantu serta mencari inovasi yang sesuai dengan permasalahan yang ada.Â
Selain itu, program ini juga mampu membantu meningkatkan kepekaan mahasiswa sebagai generasi muda untuk lebih mengerti dengan kondisi lingkungan disekitarnya dan membangun interaksi sosial dengan masyarakat.
Saya Biancha Kurnia Dewi merupakan salah satu mahasiswa yang menjalani program KKN BTV 3 UNEJ didampingi oleh Bapak Hadziqul Abror, S.Si., M.T pada tematik Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid 19 dengan domisili Desa Wonorejo.Â
Alasan saya mengambil tematik ini adalah karena banyak berdirinya usaha yang memiliki potensi dan tersebar di desa-desa sekitar tempat tinggal saya namun kurang terarah dan kurang diketahui oleh masyarakat sekitar.Â
Saya berusaha untuk membagi sedikit ilmu yang saya miliki untuk melakukan upaya memajukan usaha yang ada, yaitu dalam bidang social media marketing.
Salah satu usaha yang terdapat di sekitar tempat tinggal saya adalah Usaha Tambak Mbak Lina yang terletak di Desa Bondoyudo. Usaha ini memiliki peluang yang cukup besar karena proses pemeliharaan ikannya benar-benar diperhatikan dan dijaga sehingga ikan yang dihasilkan segar dan berkualitas.Â
Ikan yang dipelihara di tambak ini adalah ikan gurame dengan ukuran sedang hingga cukup besar. Namun saying sekali, usaha ini sedikit dikenal oleh masyarakat lokal dan sekitar kabupaten ini dikarenakan letaknya yang cukup pelosok.Â
Selain itu, akibat adanya pandemi covid 19 ini, omset dari penjualan ikan ini mengalami penurunan karena keterbatasan melakukan distribusi sehingga pihak sasaran kesulitan untuk melakukan penjualan keluar wilayah.Â
Maka dari itu, distribusi penjualan ikan akan difokuskan ke area dalam kabupaten sekitar atau lingkup Besuki Raya sehingga memerlukan upaya agar usaha ini lebih mudah dikenal oleh masyarakat sekitar.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan metode Social Media Marketing dimana usaha tersebut diintegrasikan dengan media social sehingga melalui medsos yang banyak digunakan pada masa ini, usaha jadi lebih cepat menyebar informasinya dan semakin dikenal oleh masyarakat.Â
Promosi produk bias dilakukan melalui facebook, whatsapp business, instagram, maupun aplikasi lain, didukung dengan pembuatan dan penyediaan konten yang menarik dan informatif sehingga lebih mudah diterima oleh segala kalangan.Â
Selain itu juga dapat dilakukan dengan branding ulang produk dengan membuat logo yang menjadi ciri khas produk milik sasaran, melakukan pemotretan produk semenarik mungkin, memberikan penyuluhan pada sasaran bagaimana cara membuat konten yang baik dan menarik, dan lain sebagainya.Â
Dengan adanya usaha ini, diharapkan dan diupayakan sasaran menjadi lebih memahami informasi dan mampu melayani penjualan atau pemasaran ikan via online serta usaha yang digandrunginya menjadi lebih dikenal banyak orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H