Contoh reductio ad absurdum dari Alkitab adalah Markus 2 : 16 -- 17 yang menceritakan tentang orang Farisi yang bersungut-sungut bahwa Yesus makan dengan orang berdosa. Yesus Kristus menjawab mereka: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; aku datang untuk memanggil orang berdosa." Kita ingat bahwa orang Farisi adalah orang yang merasa diri benar dan tidak berdosa. Yang dilakukan Yesus Kristus di sini adalah logical ad hominem. Kalau diparafrase bebas maka ayat itu akan menjadi "Orang Farisi, Aku tahu kalian merasa pantas untuk duduk semeja dengan Aku karena kalian merasa tidak berdosa. Kalau kalian benar maka Aku tidak perlu duduk semeja dengan kalian karena Aku bukan datang untuk kalian. Aku datang untuk orang-orang berdosa".
Cara lain menjawab lawan sesuai dengan kebodohannya adalah dengan berdebat persis seperti cara lawan berdebat. Kalau dia suka berbicara tentang hal-hal yang tidak ada hubungan dengan hal yang dibicarakan, kita juga bisa melakukannya. Kalau dia suka bertajam mulut (berkata-kata /kasar), kita juga melakukannya. Walaupun untuk kata-kata keras beta sarankan hanya kalau cara-cara lain tidak bisa dan kita memang mau memberikan sedikit pelajaran psikologis.
Cara kedua berhadapan dengan orang yang "Pokoknya.. pokoknya" adalah adalah dengan tidak menjawab lawan sesuai kebodohannya. Ada banyak cara melakukannya, tetapi yang sering saya gunakan adalah dengan menyodorkan dasar pijak yang lain yang mengakibatkan semua yang dipegangnya menjadi gugur, tanpa kita perlu mendebat rincian argumennya. Dalam kasus ini, rincian argumen menjadi tidak relevan karena titik tolaknya kita telah tolak. Dan biasanya pada level ini, orang tidak siap untuk diskusi pada level titik tolak (praanggapan dasar).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H