Mohon tunggu...
Bambang Haryo Media Center
Bambang Haryo Media Center Mohon Tunggu... Editor - Media

Akun informasi Media Center Bambang Haryo. Bambang Haryo Soekartono merupakan Anggota DPR-RI Periode 2014-2019. Pada Tahun 2020, Bambang Haryo maju sebagai Calon Bupati Kabupaten Sidoarjo, dan selisih suara 1,3% dengan Bupati Terpilih (PKB). Saat ini, Bambang Haryo aktif menulis sebagai Pengamat Kebijakan Publik

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Bambang Haryo: Bjorka dan Kenaikan Harga BBM yang Tidak Rasional

14 September 2022   15:16 Diperbarui: 14 September 2022   15:29 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bambang Haryo Saat memberikan Materi Paradoks Indonesia/Tim Media Center BHS 

Hacker bernama Bjorka mengobok-ngobok Pemerintah ditengah polemik kenaikan harga BBM Subsidi. Entah apa maksud bjorka memperluas informasi pejabat Negara klewat akun Twitter dan platform maya. Yang jelas, niatnya untuk membuat aksi sepanjang harga BBM  belum diterunkan adalah sesuatu yang wajar sebagai bentuk reaksi publik, apalagi pernyataan Pemerintah selalu dinamis.

Baru-baru ini, Pemerintah membuat pernyataan tidak benar mengenai subsidi BBM sebesar Rp502 Triliun, pasalnya nilai subsidi energi yang ditetapkan dalam APBN 2022 sebesar Rp208Triliun, . Demikian disampaikan pengamat kebijakan publik Bambang Haryo Soekartono, dalam diskusi yang digelar Holopis.id.

Menurut Anggota DPR-RI periode 2014-2019, sebagaimana yang disampaikan Pemerintah bahwa subsidi kita Rp500 Tiriliun sekian itu hoax, data itu dapat dipertanggung jawabkan. "Saya bisa mempertanggung karena saya punya data juga,"Katanya.

"Sekarang ini Kuota BBM kita yang bersubsidi sudah di pertalite kan itu kita ini pakai pertalite itu disubsidi kuotanya 23,1 kilo liter, jadi kita anggap aja 23 juta KL. Solarnya 14,9 juta kilo liter. Saat era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dimana kuota subsidi BBM premium sebanyak 24,9 juta KL. Sementara subsidi solar sebesar 14,9 juta KL.

"Permasalahan kuota juga begitu, ini kuota BBM katanya kurang, ya jelas kurang karena di tahun 2012 kuota BBM kita itu untuk premium, dulu masyarakat dikasih BBM premium, itu ada 24,9 juta kilo liter,"

"Untuk solar 14,9 juta kilo liter. Itu jamannya Pak SBY dan subsidinya pada waktu itu Rp211 triliun, Oleh karena itu menurut perhitungannya, subsidi BBM hanya menyentuh Rp208 triliun.

Harga Minyak Dunia Turun

Saat ini harga minyak dunia turun menjadi 86 US dollar per barel dari harga 115-120 US dollar per barel.

"Minyak mentah dunia itu menurun daripada waktu di bulan maret Februari Maret masih sekitar 115-120 ya. Sekarang ini tinggal 86"Katanya, Ketua Harian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Jatim

Disebutkan, pemilik sapaan akrab BHS ini, bahwa besar kemungkinan harga minyak akan semakin turun hingga menyentuh angka dibawah 40 US dollar per barel.

"Bahkan ada prediksi dari beberapa tokoh masyarakat di negara lain, pakar-pakar yang ada di sana yang pakai bahasa Inggris mengatakan, bahwa beberapa bulan kedepan ini harga minyak mentah dunia itu akan turun di bawah 40 US dollar," lanjutnya.

Berdasarkan hal tersebut, Bambang menarik kesimpulan bahwa harga minyak akan semakin menurun.

"Jadi pasti ini akan terus menurun," tuturnya.

Tak hanya itu, ia merasa kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak masuk akal jika dilihat dari kondisi dunia saat ini.

"Jadi, terus terang saya tolak kenaikan BBM yang tidak rasional," tegasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun