"Satu-satunya saat orang tidak menyukai gosip adalah saat kamu bergosip tentang mereka." - Will Rogers
Gosip sudah menjadi budaya di Indonesia, terutama Ibu -- Ibu tetangga kita yang sangat suka merumpi. Kegiatan bergosip ini sering dianggap sebagai kegiatan yang membuang -- buang waktu dan tidak membawa manfaat walaupun seringkali bergosip sangat mengasyikkan, Â karena membicarakan tentang kejelekan-kejelekan orang lain. Namun, kegiatan bergosip seringkali merugikan diri sendiri dan juga orang lain.Â
Di balik kegiatan bergosip yang dianggap negatif, tanpa kita sadari ternyata bergosip juga bisa membawa manfaat bagi diri kita dari sisi emosional maupun mempererat hubungan kita dengan orang lain. Mari kita simak bagaimana bergosip dapat membawa manfaat bagi kita.
Awal muncul nya "Gosip"
Sudah ribuan tahun, kegiatan bergosip telah menjadi kegiatan yang turun temurun dilakukan oleh umat manusia. Di kutip Oxford Eglish Dictionary, Kata bergosip muncul pada abad ke 16, kata ini berasal dari bahasa Inggris kuno yaitu Godsibb, dari god dan sibb, sebutan untuk wali baptis anak seseorang atau orang tua dari anak baptisnya, umumnya adalah teman yang sangat dekat. Dari penjelasan tadi bisa kita simpulkan bahwa bergosip sudah ribuan tahun dilakukan oleh umat manusia. Â Â Â Â Â Â
Di Indonesia sendiri berghibah itu sudah tercatat sejak abad ke-8 Masehi pada relief Candi Borobudur dalam pahatan batu di dinding candi itu digambarkan laki-laki dengan mimik wajah dan bibir yang sedang bergosip.Â
Kebiasaan ini yang mendarah daging, bergosip sudah menjadi yang lumrah bagi orang Indonesia dari anak kecil sampai yang sudah kakek -- nenek yang pasti, dimana pun dan kapan pun , bergosip merupakan kegiatan yang tak bisa lepas dari umat manusia.
Â
Â
Â
Gosip membawa manfaat bagi diri sendiri.