Mohon tunggu...
Baharuddin A.Md.T
Baharuddin A.Md.T Mohon Tunggu... Mahasiswa - Alumni Poltekba

Hanya manusia sederhana dengan segudang penikmat Rindu orang tua 🙂

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pesan Perilaku dalam Serial FTV "Suara Hati Istri" (SHI) Indosiar

17 November 2021   18:51 Diperbarui: 21 November 2021   11:11 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suara Hati Istri (SHI) merupakan salah satu program tayangan Sinetron FTV yang di produksi oleh Mega Kreasi Film INDOSIAR sejak tahun 2019. Dalam tanyangan sinetron FTV tersebut, pemirsa (penonton/masyarakat) melihat adengan drama kejadian atau peristiwa yang seringkali terjadi di dalam rumah tangga masyarakat. Terdapat tindakan-tindakan yang seakan-akan menceritakan kekerasan dalam rumah tangga, menceritakan perselisihan, perselingkuhan dan juga ungkapan-ungkapan rasa sakit hati. Dalam menceritakan isi pesan dalam sientron ini melibatkan beberapa pemain (Tokoh pemeran), Istri, Suami, anak, mertua, adik, ipar, tetangga dan beberapa masyarakat serta berbagai peran Protagonis, Antagonis, Tritagonis dan Figuran.

Dengan di tayangkannya sinetron ftv tersebut, maka pemirsa/masyarakat yang menonton seakan-akan terbawa arus jalan cerita yang bisa membuat kita merasa emosi, merasa sedih, menangis, merasa kejam dan terkadang merasa kehidupan itu terjadi secara nyata dan penonton merasa seolah-olah dirinya sedang hadir dan menyaksikan kejadian didalam cerita itu secara langsung.

Banyak pelajaran dan informasi yang bermanfaat yang dapat kita peroleh setelah menonton film bernuansa keluarga ini, contohnya :

  • Untuk seorang suami hendaklah jangan bersikap egois dan juga ambigu dalam menjalani kehidupan, khususnya dalam berumah tangga karena sejatinya seorang wanita seorang istri hal yang paling ingin diperjuangkan adalah keharmonisan rumah tangga, jika seorang suami tidak bisa menjadi kepala rumah tangga yang baik dalam berumah tangga yang seperti apapun pasti akan hancur dan tidak akan bertahan lama.
  • Untuk seorang istri dalam berumah tangga seharusnya tidak boleh terlalu menuntut dalam kehidupan berumah tangga, karena tidak semua suami memiliki pekerjaan yang bagus pendapatan dan gaji yang banyak dan bisa memaksakan sesuatu hal yang seorang suaminya tidak menyanggupinya demi sebuah gengsi dalam dunia.
  • Untuk seorang mertua atau orang tua seharusnya ketika anak kita sudah berumah tangga kita tidak boleh ikut campur dalam masalah keluarganya yang mana membela satu pihak, harusnya menengahkan rumah tangga anak-anaknya.
  • Untuk orang ketiga seharusnya tidak boleh egois untuk memiliki seseorang yang sudah berkelurga, tidak boleh memiliki hati merebut kebahagiaan orang lain dalam segala hal carilah pasangan yang belum berkelurga dan jangan membuat sesuatu yang merugikan banyak pihak.
  • Untuk tetangga dan masyarakat disekitar seharusnya kita sebagai warga yang baik tidak boleh mengosipkan segala sesatu perkara yang terjadi dalam rumah tangga orang lain, sering kali ikut campur dalam masalah orang lain dan sering menfitnah agar terjadi perselisihan dan salam paham di antara rumah tangga.

Hal-hal yang  dapat mungkin terjadi apabila dalam rumah tangga memilki ciri-ciri seperti diatas adalah

  • Sebuah rumah tangga tidak akan pernah harmonis.
  • Rumah tangga akan hancur.
  • Hidup akan menderita.
  • Mengakibatkan sesuatu yang yang fatal seperti bunuh diri, kecelakaan, kena azab, jatuh miskin, cacat, diusir dan dibenci warga.

Beberapa pesan yang dapat kita ambil adalah:

  • Jadilah peribadi yang baik, tanamkan rasa kasih sayang dan rasa ibah terhadap orang-orang disekitar kita terutama keluarga.
  • Sayangi istri atau suami serta hormati dan terima apa adanya dan berkomitment untuk selalu mengerti satu sama lain.
  • Jauhi rasa dendam dan iri hati dalam diri serta perbanyak berbuat baik kepada sesama.
  • Perbanyak Istiqfar dan berdoa serta selalu menjaga lisan agar selalu bersikap baik.
  • Selalu berusaha dan berjuang dengan cara yang halal serta jauhi segala sesuatu yang dapat merugikan diri.
  • Perolehlah sesuatu dengan cara yang benar, halal dan juga dengan cara yang baik dan benar.

Dalam penayangan serial FTV yang dimaksud maka dari itu kita sebagai penonton, sebagai masyarakat dan sebagai pemirsa dapat mengimplementasikan Teori Belajar Social (Social Learning Theory). Bagaimana meniru pesan, tingkah laku, pesan moral dan manfaat sebagai efektivitas dari sebuah media massa yang hadir dalam sebuah tanyangan media Televisi, Youtube, Radio dan media lainnya.

Teori belajar sosial dikenalkan oleh Albert Bandura, menekankan pada komponen Kognitif dari pikiran, pemahaman dan evaluasi. Menurut Bandura, Teori belajar sosial sering disebut sebagai jembatan antara teori behavioristik dan kognitivistik karena meliputi perhatian, memoru dan motivasi (Bandura, A., 1977). Teori belajar sosial menjelaskan bahwa perilaku manusia mempunyai interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan. Kebanyakan perilaku manusia dipelajari observasional melalui pemodelan yaitu dari mengamati orang lain. Kemudian hasilnya berfungsi sebagai panduan untuk bertindak. Berbeda debfan teori perkembangan anak lainnya, Albert Bandura mengangap setiap anak  tetap bisa belajar hal baru meski tidak melakukannya secara langsung. Syaratnya, anak sudah pernah melihat orang lain melakukannya, terlepas apapun medianya (Bandura, A., 1977). Dan pada pesan inilah sebagai peran pelengkap sosial, bahwa orang lain dapat belajar menerima informasi dan perilaku baru dengan melihat orang lain melakukannya.

Daftar Pustaka : Bandura, A.(1977). Social Learning Theory. New York: General Learning Press

Oleh : Baharuddin, (Mahasiswa PJJ Komunikasi, Universitas Siber Asia)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun