Beberapa minggu yang lalu, RSGM (Rumah Sakit Gigi dan Mulut) Universitas Jember mengadakan bakti sosial melalui program dokter gigi kecil. Kegiatan ini bertepatan dengan liburan sekolah. Antusias peserta dari usia 4-9 tahun begitu terlihat Ketika tiba mengantri di meja pendaftaran. Peserta datang dari berbagai macam TK maupun PAUD.
Liburan kali ini terasa sangat bermanfaat selain mendapat ilmu yang baru, para peserta juga memperoleh pengalaman menjadi dokter gigi kecil. Atribut jas berwarna putih lengkap dikenakan, menjadi daya Tarik sendiri bagi anak-anak yang mengikuti. Tidak ada sorot ketakutan dalam raut wajah peserta, justru canda dan keceriaan yang terpancar.
Jumlah peserta total mencapai ratusan, dengan dibagi beberapa gelombang. Ini menunjukkan bahwa program Dokter Gigi Kecil yang diselenggarakan oleh RSGM Universitas Jember mendapat sambutan positif oleh Masyarakat. Serangkaian kegiatan ini jika dirasakan sejalan dengan isu Kesehatan saat ini.
Disaat  banyak media yang mengabarkan banyak anak harus melakukan cuci darah yang disebabkan makanan maupun minuman berpemanis. Makanan dan minuman berpemanis sudah sejak lama menjadi ancaman bagi Kesehatan gigi anak kita. Pastinya kita cukup sering menemui anak usia dini dengan karies gigi dan gigi berlubang.
Hal ini tentu cukup meresahkan bagi para orang tua, Ketika anaknya harus merasakan kesakitan karena gigi yang berlubang. Peran proaktif orang tua di era digital seperti saat ini cukup berpengaruh terhadap pola asuh.
Pola asuh sendiri bisa berjalan maksimal Ketika derajat Kesehatan mengalami peningkatan. Â Beberapa poin yang didapat Ketika menjadi peserta dokter gigi kecil di RSGM Universitas Jember yakni yang pertama edukasi mengenai Kesehatan gigi. Kedua yakni praktek sikat gigi yang benar. Ketiga Pemeriksaan Kesehatan gigi masing-masing peserta dan yang terakhir peserta memperoleh sertifikat serta foto Bersama.
Dari sekilas poin diatas tentu kegiatan ini sangat bermanfaat. Ditambah dengan dukungan segenap dokter gigi, perawat serta tenaga Kesehatan profesional lainnya menambah kesan menarik dan sayang sekali untuk dilewatkan. Secara spesifik nantinya materi yang dijelaskan diantaranya cara dan waktu gosok gigi yang benar. Â Seringkali para orang tua masih mengajarkan cara dan waktu gosok gigi yang kurang tepat.
Menggosok gigi setelah makan dan sebelum tidur sangat dianjurkan untuk kebersihan gigi. Pemilihan sikat dan pasta gigi yang tepat akan merawat gusi maupun gigi secara maksimal. Bulu sikat yang kasar pastinya akan mudah menyebabkan iritasi pada gusi. Sedangkan kandungan fluoride pada pasta gigi dibutuhkan untuk memperkuat gigi dan akarnya.
Pencegahan lainnya selain cara dan waktu gosok gigi yang benar yaitu mengenalkan makanan yang mempengaruhi Kesehatan gigi. Karena makanan yang manis cenderung berisiko mengikis lapisan permukaan gigi.
Oleh karena itu sisa makanan yang ada di gigi jika tidak dibersihkan secara benar akan menyebabkan gigi berlubang. Ketika dipertengahan acara dokter gigi kecil diajak untuk melakukan senam gosok gigi.
Senam gosok gigi yang diperagakan, bertujuan untuk memudahkan para peserta kegiatan dokter gigi kecil mengingat cara yang benar dan waktu yang tepat menyikat gigi.
Simulasi menjadi dokter gigi tak lupa dilakukan oleh para peserta, yaitu dengan melakukan pemeriksaan gigi melalui panthom. Dibantu oleh dokter gigi RSGM Universitas Jember, para peserta terlihat antusias untuk mengetahui cara pemeriksaan gigi yang dilakukan dokter gigi. Mendekati diakhir sesi, para peserta diperiksa satu persatu oleh dokter gigi RSGM Universitas Jember.
Pemeriksaan yang dilakukan mencakup pemeriksaan gigi dan mulut. Nantinya hasil pemeriksaan diserahkan pada orang tua untuk ditindaklanjuti sesuai rekomendasi dokter gigi. Adapula materi tambahan mengenai flossing. Tujuannya agar peserta mengetahui cara menggunakan dental floss, yaitu membersihkan kotoran di sela gigi yang tidak bisa dijangkau oleh sikat gigi.
Seringkali kita melihat flossing gigi menggunakan benang. Pada kenyataannya permukaan benang yang kasar memicu terjadinya iritasi pada gusi, sehingga tidak dibenarkan bila hal ini dilakukan. Kesehatan gigi bukan hanya bermanfaat untuk mengunyah, bicara, dan penampilan, namun lebih jauh lagi untuk menunjang kesejahteraan hidup.
Beberapa tahun terakhir karies gigi cukup banyak terdapat pada anak usia sekolah. Karies gigi merupakan suatu penyakit infeksi gigi yang disebabkan oleh multifaktorial diantaranya pola makan dan oral hygiene. Karies gigi dapat memicu timbulnya rasa sakit, keterbatasan fungsi pengunyahan dan bicara.Â
Gangguan yang diakibatkan karies dapat membatasi penyerapan nutrisi pada makanan sehingga akan mempengaruhi pertumbuhan anak, proses pembelajaran, kemampuan berkomunikasi, dan mengganggu aktivitas anak.
Untuk menunjang upaya Kesehatan agar mencapai derajat Kesehatan optimal, upaya di bidang Kesehatan gigi dan mulut juga perlu mendapatkan perhatian terutama anak sekolah dasar.
Melalui program dokter gigi kecil ini RSGM Universitas Jember mencoba memfasilitasinya. Harapan kedepan agar para peserta paham mengenai materi maupun edukasi mengenai Kesehatan gigi dan mulut. Sehingga apa yang sudah didapat dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dukungan peran serta orang tua, guru dan civitas hospitalia sangat berarti terhadap keberlanjutan program dokter gigi kecil ini. Karena kunci keberhasilan dari program ini yakni Kerjasama dan keberlanjutan antar orang tua, guru dan civitas hospitalia RSGM Universitas Jember. Semoga di periode mendatang cakupan kepesertaan dari dokter gigi kecil semakin diperluas.
Sehingga pesan-pesan Kesehatan gigi dan mulut dapat tersebar merata. Pada akhir sesi para peserta dokter gigi kecil RSGM Universitas Jember diberikan sertifikat serta berfoto Bersama segenap keluarga RSGM Universitas Jember. Tampak raut wajah Bahagia terpancar dari peserta seakan enggan untuk menyudahi momen menjadi dokter gigi kecil.
