Perubahan iklim, sebuah ancaman nyata yang perlahan tapi pasti mengubah wajah bumi, kini telah mengusik sektor pariwisata yang selama ini menjadi tulang punggung perekonomian banyak negara. Hal ini disampaikan oleh Dr. Jumadi, M.M. di Kampus Terpadu Universitas Widya Mataram (UWM) pada Rabu (11/12/2024).
"Dulu, keindahan alam yang memukau dan keunikan budaya lokal menjadi magnet bagi wisatawan dari seluruh penjuru dunia. Namun, seiring dengan meningkatnya suhu global, pola cuaca yang tak menentu, dan bencana alam yang semakin sering terjadi, daya tarik destinasi wisata perlahan memudar," tambahnya.
Penurunan jumlah wisatawan menjadi konsekuensi langsung dari perubahan iklim. Cuaca ekstrem seperti badai, banjir, dan kekeringan yang semakin sering melanda membuat wisatawan enggan berkunjung.
"Selain itu, kerusakan lingkungan akibat perubahan iklim juga mengurangi keindahan alam yang menjadi daya tarik utama suatu destinasi. Terumbu karang yang memutih, hutan yang gundul, dan pantai yang tercemar adalah beberapa contoh kerusakan lingkungan yang dapat mengurangi minat wisatawan," kata Dekan Fakultas Ekonomi (FE) UWM ini.
Dampak dari penurunan jumlah wisatawan tidak hanya dirasakan oleh industri pariwisata secara keseluruhan, tetapi juga oleh masyarakat lokal yang menggantungkan hidup mereka pada sektor ini.
"Pedagang souvenir, pemandu wisata, pemilik penginapan, dan nelayan adalah beberapa contoh kelompok masyarakat yang akan terdampak. Penurunan pendapatan akibat berkurangnya jumlah wisatawan dapat menyebabkan kemiskinan, pengangguran, dan ketidakstabilan sosial," ungkap dosen Program Studi Manajemen UWM ini.
Untuk mengatasi dampak perubahan iklim terhadap sektor pariwisata, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak. "Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain mitigasi perubahan iklim yaitu dengan mengurangi emisi gas rumah kaca untuk memperlambat laju pemanasan global. Langkah lain yang dapat dilakukan adalah adaptasi terhadap perubahan iklim dengan mengembangkan strategi untuk mengurangi dampak negatif perubahan iklim terhadap sektor pariwisata," ujarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H