Mohon tunggu...
bhenu artha
bhenu artha Mohon Tunggu... Lainnya - universitas widya mataram

saya adalah karyawan universitas http://new.widyamataram.ac.id/ http://pmb.widyamataram.ac.id/

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perspektif Batas dalam Manajemen Operasi

17 Juni 2023   21:03 Diperbarui: 17 Juni 2023   21:09 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam lanskap bisnis yang dinamis dan saling terhubung saat ini, organisasi terus mencari strategi yang efektif untuk mengoptimalkan operasi mereka dan mendapatkan keunggulan kompetitif. Salah satu perspektif yang menjanjikan dalam upaya ini adalah perspektif batas, yang menekankan pentingnya memahami dan memanfaatkan batas-batas yang mendefinisikan operasi organisasi.

Dengan mengenali potensi perspektif batas, bisnis dapat mengembangkan strategi operasi yang komprehensif dan menerapkan praktik manajemen strategis yang selaras dengan tuntutan pasar yang terus berkembang. Artikel ini mengeksplorasi konsep perspektif batas dan menyoroti relevansinya dengan berbagai strategi operasi, menggarisbawahi pentingnya memasukkan operasi batas ke dalam kerangka kerja manajemen strategis.

Perspektif batas mengacu pada pengakuan bahwa setiap organisasi beroperasi dalam jaringan pemangku kepentingan yang saling berhubungan, seperti pelanggan, pemasok, pesaing, dan badan pengatur. Para pemangku kepentingan ini mempengaruhi dan membentuk batas-batas di mana sebuah organisasi berfungsi. Pendekatan manajemen operasi tradisional sering kali berfokus pada efisiensi dan kontrol internal, mengabaikan lingkungan eksternal yang lebih luas. Namun, perspektif batas menyoroti bahwa organisasi tidak berdiri sendiri, melainkan sebagai bagian dari ekosistem yang lebih besar, dan keberhasilannya bergantung pada pengelolaan interaksi eksternal ini secara efektif.

Merangkul perspektif batas dapat menginformasikan berbagai strategi operasi. Dengan memahami kebutuhan, ekspektasi, dan perilaku pemangku kepentingan eksternal, organisasi dapat merancang proses, produk, dan layanan mereka agar sesuai dengan permintaan pasar. Sebagai contoh, mengadopsi pendekatan yang berpusat pada pelanggan membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang preferensi dan harapan pelanggan, yang memungkinkan organisasi untuk menyesuaikan penawaran mereka. Demikian pula, menjaga hubungan yang kuat dengan pemasok dan kolaborator dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas rantai pasokan, yang mengarah pada peningkatan kinerja operasional.

Manajemen strategis operasi mencakup perumusan dan implementasi rencana jangka panjang untuk mencapai tujuan organisasi. Mengintegrasikan perspektif batas ke dalam praktik manajemen strategis dapat menghasilkan manfaat yang signifikan. Alih-alih hanya berfokus pada kemampuan internal, organisasi perlu mempertimbangkan lingkungan eksternal dan bagaimana hal itu membentuk operasi mereka. Hal ini melibatkan pemindaian pasar secara aktif untuk tren yang muncul, mengidentifikasi potensi gangguan, dan memanfaatkan peluang yang muncul dari perubahan kondisi batas. 

Dengan menyelaraskan keputusan strategis dengan lanskap eksternal, organisasi dapat mengantisipasi dan beradaptasi dengan dinamika pasar secara efektif.

Kolaborasi memainkan peran penting dalam perspektif batas. Menyadari bahwa organisasi saling berhubungan dengan pemangku kepentingan eksternal, membina kolaborasi menjadi penting untuk mencapai keunggulan operasional. Hubungan kolaboratif dengan pemasok dapat menghasilkan strategi pengadaan yang lebih baik, mengurangi biaya, dan meningkatkan kontrol kualitas. Melibatkan pelanggan melalui mekanisme kreasi bersama dan umpan balik memungkinkan organisasi untuk memberikan produk dan layanan yang secara tepat memenuhi kebutuhan mereka. Selain itu, kolaborasi dengan rekan-rekan industri dapat menghasilkan pembelajaran bersama, inovasi, dan pengembangan standar industri.

Teknologi berperan sebagai pendorong operasi tanpa batas, memfasilitasi komunikasi, kolaborasi, dan pertukaran informasi melintasi batas-batas organisasi. Platform digital, komputasi awan, dan analitik data memberi organisasi wawasan waktu nyata tentang tren pasar, sehingga mereka dapat merespons dengan cepat terhadap perubahan preferensi pelanggan dan permintaan pasar. Selain itu, teknologi seperti Internet of Things (IoT) dan blockchain dapat meningkatkan transparansi, ketertelusuran, dan akuntabilitas dalam operasi rantai pasokan, sehingga menciptakan kepercayaan di antara para pemangku kepentingan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun