Inovasi radikal seringkali memberikan dampak besar pada kinerja perusahaan seperti peningkatan yang signifikan, nilai pelanggan yang lebih baik, dan/atau pengurangan biaya yang substansial. Namun, inovasi semacam itu merupakan tantangan besar bagi organisasi, sehingga perusahaan secara aktif berkolaborasi dengan mitra untuk mengejar proyek-proyek ambisius tersebut. Namun, memilih mitra yang tepat menjadi hal yang penting dalam kemitraan intensif teknologi karena akan mempengaruhi kinerja kemitraan. Saat ini, literatur inovasi masih kurang memahami proses penciptaan nilai dalam kemitraan inovasi radikal dan peran atribut mitra dalam proses tersebut.
Atribut mitra secara positif memengaruhi proses kemitraan dan proses penciptaan pengetahuan bersama serta menjadi sisi paradoks pada proses kemitraan. Kompatibilitas strategis antara mitra membantu dalam memfasilitasi pertukaran informasi. Mitra yang cocok secara strategis akan memiliki logika dominan yang serupa dan apresiasi yang sama terhadap pentingnya hubungan, sehingga dapat meminimalkan risiko komitmen asimetris dan erosi potensi pembelajaran kemitraan.
Sementara itu, komplementaritas pengetahuan mitra menjadi dasar dalam penciptaan pengetahuan bersama dalam kemitraan inovasi yang radikal. Variasi pengetahuan yang lebih luas pada mitra memungkinkan eksperimen dengan spektrum domain teknologi yang lebih luas, dan menghasilkan efek pembelajaran sinergis dan keunggulan informasi yang lebih besar. Ini dapat memperkuat kapasitas untuk inovasi radikal.
Inovasi radikal bergantung pada integrasi teknologi yang sangat beragam dan sebelumnya tidak terkait. Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan mekanisme integrasi yang tepat untuk mensintesis wawasan baru. Variasi pengetahuan yang lebih banyak membutuhkan keragaman mekanisme integrasi yang lebih besar. Sementara itu, kompetensi relasional juga memfasilitasi pengembangan pengetahuan kooperatif.
Penemuan ilmiah dan terobosan teknologi sangat bergantung pada pengetahuan diam-diam, yang bersifat pribadi dan spesifik konteks. Penyebaran informasi biasanya terjadi dalam interaksi satu-ke-satu. Kompetensi relasional memfasilitasi komunikasi terbuka dan pertukaran informasi pribadi, membuat transfer pengetahuan diam-diam menjadi lebih efisien, karena perusahaan lebih bersedia untuk berbagi dengan mitra yang dapat dipercaya. Komunikasi yang kaya membantu meminimalkan risiko kesenjangan pengetahuan dan menghindari pengulangan perkembangan orang lain yang tidak perlu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H