Mohon tunggu...
Bhayu MH
Bhayu MH Mohon Tunggu... Wiraswasta - WIrausaha - Pelatih/Pengajar (Trainer) - Konsultan MSDM/ Media/Branding/Marketing - Penulis - Aktivis

Rakyat biasa pecinta Indonesia. \r\n\r\nUsahawan (Entrepreneur), LifeCoach, Trainer & Consultant. \r\n\r\nWebsite: http://bhayumahendra.com\r\n\r\nFanPage: http://facebook.com/BhayuMahendraH

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Muktamar Pemikiran yang Kurang Pemikiran

3 Desember 2023   19:46 Diperbarui: 3 Desember 2023   19:48 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Muktamar Pemikiran yang dilaksanakan dengan kurang pemikiran."1) 

Pernyataan ini bukan dari saya. Melainkan dari Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Ketum PB NU), K.H. Yahya Cholil Staquf. Beliau menyampaikannya untuk "meledek" sepupunya, salah satu Ketua PB NU yang merupakan Ketua Pelaksana Muktamar Pemikiran ke-2 NU (MP 2 NU), K.H. Ulil Abshar Abdalla, M.A.. Momentumnya adalah saat pembukaan acara tersebut pada hari Jum'at (1/12) lalu. Sebenarnya konteksnya adalah beliau menceritakan betapa terburu-burunya persiapan MP 2 NU. Ulil sendiri mengakui kalau persiapannya hanya 2 minggu saja.

Pada hari ini, Minggu (3/12), muktamar non-politis tersebut ditutup. Panitia didampingi Tim Pengarah atau "Steering Committee" (SC) lantas memberikan pernyataan kepada jurnalis dalam "konferensi pers". Secara umum, Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) NU yang bekerjasama dengan Direktorat Perguruan Tinggi Keagamaan Islam-Direktorat Jenderal Pendidikan Islam-Kementerian Agama RI membuat acara ini dengan maksud agar masyarakat tak sekedar membicarakan politik praktis di ruang publik, sementara justru manusia dan kemanusiaan justru makin tersingkirkan. Dan tentunya sesuai dengan tema "Imagining The Future Society", NU hendak berkontribusi bagi bangsa dengan memikirkan format ideal masyarakat masa di masa depan. Apalagi menghadapi "Society 5.0" yang dimulai dari Jepang dan masa depan dunia yang terus mengalami kemajuan pesat.

Dalam konferensi pers di gedung kantor pusat PB NU sebelum muktamar dimulai pada hari Kamis (31/11), Ulil mengatakan hasil dari Muktamar Pemikiran NU 2023 akan memuat usulan konstruktif tentang bagaimana membangun masyarakat ideal di masa depan. Nantinya, hasil tersebut akan diajukan sebagai usulan kepada PBNU untuk masukan tentang visi dan langkah-langkah konkret dalam membangun masyarakat yang diidealkan. 2)

Konferensi Pers Panitia dan Tim Pengarah Muktamar Pemikiran 2 NU  (Foto: Arlia Gustini)
Konferensi Pers Panitia dan Tim Pengarah Muktamar Pemikiran 2 NU  (Foto: Arlia Gustini)

Sedangkan dalam konferensi pers di Asrama Haji Pondok Gede yang merupakan tempat penyelenggaraan MP 2 NU, Ulil menyampaikan hasil MP 2 NU yang terdiri dari 4 halaman. Setelah narasi pengantar, pada intinya terdapat 11 Pokok Pemikiran yang dihasilkan dalam MP 2 NU. Berikut adalah rinciannya 3):

1. Muktamar ini tidak punya pretensi politik untuk terlibat dalam politik dukung-mendukung dalam konteks Pemilu 2024. Gejala dukung-mendukung yang terlalu menguasai percakapan publik menjelang Pemilu 2024 saat ini justru kurang sehat. Perhatian publik terhadap platform yang dibawa oleh masing-masing kandidat cenderung minimal.

2. Muktamar ini dengan sengaja disebut sebagai "muktamar pemikiran" karena kami sadar bahwa aspek pemikiran inilah yang kurang mendapatkan porsi cukup dalam percakapan publik saat ini. Percakapan publik hari-hari ini kerap dilakukan secara instan, emosional, cepat tetapi sekaligus dangkal di ruang-ruang media sosial.

3. Perlunya terus mengusahakan adanya ruang percakapan yang lebih mendalam dan serius tentang pelbagai masalah yang dihadapi oleh bangsa ini, di tengah-tengah pendangkalan komunikasi dan pemiskinan ide karena munculnya komunikasi baru melalui media sosial.

4. Perlunya membawa kembali tema tentang "masyarakat" ke tengah-tengah percakapan publik, melihat adanya tantangan-tantangan, bahkan ancaman terhadap lembaga masyarakat itu sendiri, termasuk lembaga keluarga.

5. Bagaimana bentuk "masyarakat" ini di masa depan tidak bisa dirumuskan dalam bentuk yang terlalu "rigid" sehingga bisa merosot menjadi sebuah ideologi yang malah berbahaya. Bentuk masyarakat ini harus menjadi tema terbuka yang dipercakapkan oleh semua pihak. Dan bentuk masyarakat itu pun, jika akhirnya berhasil dirumuskan, harus merupakan "bentuk yang terbuka" (katakan: open society), bukan tertutup yang mengeksklusi yang lain.

6. Meskipun demikian, haruslah ada nilai-nilai yang mendasari bentuk masyarakat apapun yang akan dibayangkan di masa depan. Lima nilai yang dirumuskan dalam mabadi' khaira ummah (yaitu kejujuran, amanah dan memenuhi janji, keadilan, kerjasama, dan istiqamah/konsistensi) harus menjadi dasar dari bentuk masyarakat apapun yang dibayangkan di masa depan. 

7. Apapun bentuk masyarakat yang akan dirumuskan di masa depan itu, kedudukan utama haruslah diberikan kepada manusia. Masyarakat yang dibayangkan di masa depan adalah masyarakat manusia, dan karena itu manusia haruslah menempati posisi sentral (human centered society). Segala upaya dan tendensi yang berjuang kepada pemerosotan derajat manusia (dehumanisasi) haruslah ditolak. 

8. Meskipun ini adalah masyarakat yang berpusat pada manusia, ini tidak berarti bahwa aspek-aspek ekologis harus diabaikan. Masyarakat manusia jelas tidak bisa tegak jika tidak ada habitat, termasuk habitat fisik dan alam, yang sehat. Karena itu spiritualitas ekologis adalah dimensi penting dalam konstruksi masyarakat di masa depan.

9. Perkembangan-perkembangan yang begitu cepat dalam bidang kecerdasan buatan perlu terus dicermati. Perkembangan-perkembangan ini tidak perlu dicurigai, apalagi ditakuti. Karena adanya unsur ilahiah dalam diri manusia, dan karena kemuliaan derajat yang diberikan oleh Allah SWT kepadanya, manusia akan bisa mengarahkan perkembangan dalam kecerdasan buatan untuk kemanfaatan. Meskipun ada kapasitas dalam diri manusia untuk melakukan kejahatan, tetapi kapasitas kebaikan jelas lebih dominan pada dirinya. Karena itu, perkembangan kecerdasan buatan pada akhirnya adalah salah satu perkembangan saja dalam jenis alat-alat hasil rekayasa manusia untuk mengatasi sejumlah masalah yang dihadapinya. Pada awal dan akhirnya, manusia lah yang menduduki posisi utama.

10. Selain berbasiskan mabadi' khaira ummah yang sudah pernah dirumuskan oleh KH Mahfudz Shiddiq dahulu, apapun bentuk dan bayangan tentang masyarakat di masa depan, ia haruslah masyarakat yang dilandaskan pada sejumlah visi ini: keterbukaan, keadilan, penghormatan kepada keragaman, akhlak mulia, pentingnya keluarga dan pengasuhan anak, pentingnya pendidikan anak dalam keluarga sebagai basis awal penanaman nilai-nilai mulia, dan kesetaraan yang tidak bertentangan dengan maqashid al-syari'ah atau visi universal agama.

11. Sikap kami terhadap modernitas, modernisasi, dan perkembangan sosial adalah bukan menolak secara total (rejeksionis) dan bukan pula menyerah kalah pada perkembangan itu. Kami hadir secara aktif untuk merumuskan sikap terhadap perkembangan itu, dan kami hendak berubah dengan "syarat-syarat" yang kami kehendaki dan tentukan sendiri.

Itulah kesebelas butir pokok pemikiran yang menjadi hasil MP 2 NU. Sebelum konferensi pers diadakan untuk menyampaikan hal di atas, peserta yang hadir dikumpulkan oleh panitia untuk berdiskusi dengan tim SC. Untuk terakhir kalinya, diberikan kesempatan bagi peserta memberikan masukan. Saya pun menjadi salah satu yang bicara.

Bhayu MH memberi masukan di Muktamar Pemikiran ke-2 Nahdlatul Ulama. (Sumber: tangkapan layar TVNU)
Bhayu MH memberi masukan di Muktamar Pemikiran ke-2 Nahdlatul Ulama. (Sumber: tangkapan layar TVNU)

Pertama-tama saya menyebutkan identitas yang bukan anggota NU. Karena saya hadir mewakili organisasi bernama NuN: Netizen untuk Negeri.

Setelah itu pada intinya saya menyampaikan 3 butir masukan.

Pertama, saya menyarankan agar apabila ada acara serupa diadakan oleh NU di kemudian hari, formatnya dibuat FGD atau Focus Group Discussion. Dengan demikian, setiap peserta yang hadir bergiliran diberikan kesempatan berbicara secara proporsional.

Kedua, karena seharusnya MP 2 NU ini forum ilmiah, sebaiknya panitia menyiapkan semacam proceedings. Atau minimal dibuatkan semacam kertas kerja yang dibagikan kepada seluruh peserta. Tak lupa saya menyoroti kurangnya data yang disajikan oleh pemapar materi. Dan format kelas dengan metode ceramah sebenarnya kurang tepat untuk niat tukar pikiran atau diskusi, apalagi menyerap aspirasi.

Ketiga, saya meminta NU sebagai organisasi massa yang sudah sangat besar agar merangkul organisasi dan komunitas yang lebih kecil seperti NuN. Karena di bawah sana, banyak organisasi dan komunitas lintas agama dan lintas keilmuan yang punya visi dan misi serupa dengan NU. Termasuk juga agar Lakpesdam NU yang memiliki banyak pakar bisa mengajak banyak pihak untuk berkolaborasi dan bersinergi.

Panitia menyebutkan, MP 2 NU ini disebutkan merupakan langkah awal. Diniatkan, acara semacam akan diadakan setiap tahun. Terutama sekali dalam masa khidmat kepengurusan PB NU pimpinan K.H. Yahya Cholil Staquf.

Dan meski "diledek" oleh Ketum PBNU sebagai "kurang pemikiran", pada akhirnya muktamar pemikiran ini mampu menelurkan hasil yang "cukup berpikir". Setidaknya para peserta dan panitia acara ini sudah membuktikan "mampu berpikir". Sehingga tidak seperti seloroh Rocky Gerung yang pernah menyatakan bahwa ijazah itu cuma bukti pernah sekolah, bukan bukti pernah berpikir.

Catatan:

Saya sendiri hadir penuh di tiga hari MP 2 NU tersebut. Namun, agar akurat, untuk kutipan saya mengambil dari situs berita resmi milik ormas Islam terbesar di Indonesia tersebut: NU Online yang beralamat di https://nu.or.id. Sementara foto selain yang saya ambil sendiri, ada yang merupakan tangkapan layar dari kanal resmi Nahdlatul Ulama di Youtube.com, yaitu TVNU. Seluruh kredit dicantumkan di bagian bawah setelah tulisan ini.

 

Sumber Rujukan Kutipan:

1) https://nu.or.id/nasional/pidato-lengkap-gus-yahya-di-muktamar-pemikiran-nu-vKu5w

2) https://www.nu.or.id/nasional/muktamar-pemikiran-nu-akan-rumuskan-langkah-konkret-membangun-masyarakat-ideal-KVEhr

3) https://www.nu.or.id/nasional/11-poin-hasil-muktamar-pemikiran-nu-2023-gambarkan-kehidupan-masyarakat-kini-dan-masa-depan-KfHyI

Tangkapan Layar Video

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun