Mohon tunggu...
Bhayu MH
Bhayu MH Mohon Tunggu... Wiraswasta - WIrausaha - Pelatih/Pengajar (Trainer) - Konsultan MSDM/ Media/Branding/Marketing - Penulis - Aktivis

Rakyat biasa pecinta Indonesia. \r\n\r\nUsahawan (Entrepreneur), LifeCoach, Trainer & Consultant. \r\n\r\nWebsite: http://bhayumahendra.com\r\n\r\nFanPage: http://facebook.com/BhayuMahendraH

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Jalan-jalan ke Taman Buaya

17 Oktober 2011   03:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:52 695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pengunjung akan kesulitan mencari keterangan selain dari brosur yang seadanya. Papan petunjuk di tiap kandang buaya hanya menampilkan jenis buaya seperti buaya Sumatra atau Irian tanpa nama latin dan keterangan lain. Paling-paling hanya ada usianya saja. Jangan harap ada pemandu atau guide, bahkan petugas di loket saja tidak banyak tahu saat saya bertanya.

[caption id="attachment_142017" align="alignleft" width="300" caption="Atraksi pawang ular, menunjukkan pawang dibelit sanca/phyton"][/caption]

Atraksi yang ditampilkan di Taman Joko Tingkir juga "jadul". Berupa tiga jenis atraksi: pawang ular, debus dan pawang buaya. Walau begitu, terkait dengan "theme park"-nya, atraksi tersebut masih lumayan bisa dinikmati. Hanya saja, sebaiknya tidak membawa anak karena adegan kekerasan seperti manusia ditusuk pisau dapat menimbulkan trauma. Pada saat saya menonton saja, ada anak perempuan berusia sekitar 7 tahun yang menangis menjerit-jerit melihat atraksi tersebut.

Walau begitu, saya merasa atraksi pawang ular cukup berguna karena memberikan sedikit tips bagaimana menghadapi binatang ini. Misalnya saat menghadapi ular sanca/phyton yang besar dan gemar membelit tubuh korban, kita harus mempersedikit nafas dan berusaha melepaskan belitan dari ekornya sembari memegang kepalanya.  Untuk itu dibutuhkan orang lain untuk membantu. Sedangkan untuk atraksi buaya terlihat agak mistik karena sebelum acara pawangnya membakar dupa dulu dan seringkali mengucap mantra sambil mengigit jimat di kalungnya.

Bicara soal kelestarian lingkungan, terasa jauh panggang dari api bila berkunjung ke sini. Program pemerintah seperti tak bergaung, negara seolah tak hadir. Reshuffle kabinet yang baru saja dilakukan SBY jelas tidak memikirkan upaya warga seperti pemilik TBIJ ini. Jangankan pemerintah pusat, pemerintah Kabupaten Bekasi saja tampaknya kurang menaruh perhatian. Meski jauh, saya berdo'a semoga ada kesempatan kembali bagi saya untuk membawa "oleh-oleh" bagi buaya dan monyet yang kelaparan itu.

amprokan blogger hidupkan suksesmu, amprokan blogger 2011, blogger bekasi, indosat mobile

Baca juga tulisan yang berjudul "Peran Amprokan Blogger Menghidupkan Suksesmu dalam Membudayakan Kecerdasan Ekologis" (klik tautan). Beri komentar ya.... :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun