Alangkah salah-kaprahnya apabila benar begitu. Berarti selama "orang kita" ia tidak pernah salah. Dan kalau ia salah, maka lihat lagi aturan sebelumnya. Jadi, selamanya "orang kita" tak pernah salah.
Kembali ke soal "berpolitik", sebenarnya tim sukses Jokowi-JK sangat tahu apa yang terjadi dalam Pilpres lalu adalah upaya pengembalian rezim Orde Baru ke kancah kekuasaan. Saya memang cuma "kecoa", tetapi bersama beberapa teman kami membuat upaya penangkalan terhadap "Obor Rakyat". Baik melalui situs/website, media sosial maupun media tercetak yang kami gandakan ratusan ribu eksemplar. Dan terus-terang kami heran, kenapa aparat keamanan terutama Polri tidak mengusut tuntas kasus "pencemaran nama baik" yang jelas sudah terang pelaku dan buktinya? Bukankah itu mengundang kecurigaan bahwa aparat berpihak? Kalau pun aparat netral, lantas siapa yang menekan aparat agar tidak mengambil tindakan?
Semua itu cuma jadi tanda tanya belaka. Yang entah apakah akan tersibak atau semata cuma jadi "dark number" di kancah perpolitikan kita.
Tapi yang jelas, pencopotan Kapolri sebelum masa jabatannya habis pastilah dilandasi alasan kuat dari Presiden. Alasan yang tidak perlu diumumkan kepada publik, tapi pasti memadai untuk membuat para petinggi Polri -meminjam istilah Trimedya Panjaitan- menjadi "nggak bunyi".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H