Mohon tunggu...
Bhayu Sulistiawan
Bhayu Sulistiawan Mohon Tunggu... Guru - Guru SMPI Mentari Indonesia - Bekasi

BHAYU SULISTIAWAN, sebagian kawan dan rekan memanggil dengan sebutan Babay, sebagian murid ada yang menyapa dengan pakbay. Guru agama yang "demen" IT, gemar nyari pengalaman, ilmu dan wawasan. Pendidik sekolah Islam di kawasan Kota dan Kabupaten Bekasi. "Orang yang selalu belajar akan menjadi pemilik masa depan, orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu"\r\nhttp://abuabbad.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Intip Pengalaman Orang-orang Hebat di Acara Intip Buku

30 April 2012   01:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:57 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berkumpul dan silaturahim dengan orang-orang hebat dan berprestasi selalu menyenangkan. Apalagi kalau sharing ilmu dan pengalaman. Hal itulah yang selalu tidak saya tinggalkan di saat-saat weekend dan rehat dari aktifitas mengajar. Hari sabtu (28/04/12) saya bersyukur bisa menghadiri acara Intip Buku di Ruang Serbaguna Syafrudin Prawiranegara Kompleks Perkantoran Bank Indonesia Jalan MH. Thamrin Jakarta Pusat. Meski sempat aneh, karena biasanya yang sering saya ikuti adalah bedah buku. Baru ini saya mendengar Intip Buku, namun ternyata aura ilmu dari acara ini tidak kalah dengan bedah buku. Hal itu dikarenakan para pengisi acaranya adalah penulis yang sudah handal dan menghasilkan karya buku. Acara tersebut berawal dari undangan langsung dari pak Wijaya Kusumah (Omjay) sebagai salah satu narasumber yang bukunya berjudul “Menulislah Setiap Hari dan Buktikan Apa Yang Terjadi” juga akan diintip. IB (Islamic Banking) Syariah Bank Indonesia yang memfasilitasi acara ini dengan MeetPro sebagai pelaksana juga didukung oleh Acer, Index, Elex media Komputindo, Kompasiana, Qwords.com, Rumah Belajar.

Hadir beberapa menit setelah acara dimulai saya agak telat karena ada urusan di pagi hari membuat saya sedikit tertinggal, namun tak terlalu jauh. Saya berjalan dengan langkah cepat dari parkiran menuju gedung B Bank Indonesia yang lumayan jauh karena masuk lewat gerbang belakang. Di depan ruang serbaguna sudah ada panitia yang salah satunya saya kenal berawal saat ikut pelatihan blog guru dari bloggerbekasi yaitu mas Yulef. Ternyata mas Yulef yang kecil namun enerjik ini sebagai MeetPro Leader Team yang notabene ketua panitia, sambil sedikit berbincang saya langsung menuju ruangan tempat acara Intip Buku. Di dalam sudah banyak peserta yang hadir dan kang Pepih Nugraha sedang menyampaikan beberapa prolog atau berbagi pengalaman di dunia tulis menulis. Sebagaimana kita tahu kang Pepih adalah salah satu insan jurnalis di kompas. Beliau bercerita dari mulai awal mula menulis sejak masih di SD, suka dukanya hingga hasil yang didapat dari tulis menulis. Statemen beliau yang sangat memotivasi adalah bahwa sekarang menulis bukan lagi hanya monopoli kolumnis, wartawan, jurnalis, tapi juga tempatnya orang biasa. Oleh karenanya citizen report menjadi wadah untuk mereportasekan sebuah kegiatan atau kejadian oleh orang berlatar belakang segala profesi.

[caption id="attachment_178112" align="aligncenter" width="640" caption="Sesi pertama: Kang Pepih sedang memaparkan pengalamannya"]

13357489221892735559
13357489221892735559
[/caption] Setelah kang Pepih dilanjutkan oleh Imam FR Kusumaningati yang ternyata masih mahasiswa di UIN syarif Hidayatullah Jakarta. Bahkan Imam bukanlah mahasiswa jurnalistik, melainkan mahasiswa PAI (Pendidikan Agama Islam) sama seperti saya. Untuk itulah saya selalu berpendapat apapun profesinya tulis menulis adalah potensi bagi semua profesi. Imam yang menulis buku berjudul “Jadi Jurnalis itu Gampang” terbitan Elex Media Komputindo berbagi pengalaman seputar awal mula menulis buku yang sudah menjadi cita-cita dia bahkan bertekad akan menulis buku sebelum bergelar sarjana. Tekadnya itupun terwujud dengan semangat dan kerja kerasnya. Seperti yang lain Imam juga aktif ngeblog, dan awal perkenalannya dengan kompasiana juga membuat dia tambah semangat untuk menulis. Di awal dia sempat bingung karena harus berbicara di hadapan peserta yang sudah bergelar sarjana. Namun karena ini hanya intip buku bukan bedah buku, jadi dia beranikan diri karena hanya berbagi pengalaman dan melihat sedikit isi buku tersebut. Bagi peserta yang mayoritas guru ini bisa menjadikan spirit bagi mereka bagaimana seorang mahasiswa jurusan keguruan juga bisa menulis, bahkan bukunya bukan tentang pendidikan melainkan tentang jurnalisme warga.

Terakhir di sesi pertama ini disampaikan motivasi oleh pak Taufik Efendi yang berprofesi sebagai dosen honor di FBS UNJ. Dalam keterbatasan fisiknya dia mampu meraih cita-cita keliling dunia dengan memenangkan 8 beasiswa. Pak Taufik yang tuna netra sejak SMA akibat kecelakaan meski awalnya tidak terima dengan keadaannya lambat laun dia membangkitkan semangatnya untuk terus mengejar cita-citanya. Kisah ini juga saya tahu dari sini. Selesai sesi pertama para peserta coffe break. Sebelum lanjut ke sesi kedua bintang tamu yang hadir menyampaikan sambutan. Bintang tamu tersebut adalah purnawirawan intellegen yaitu pak Prayitno Ramelan yang juga dikenal sebagai bapak blogger kompasiana.

[caption id="attachment_178113" align="aligncenter" width="640" caption="Para penulis handal sekaligus inspirator dan motivator"]

13357490401165864092
13357490401165864092
[/caption] Pak Pray sapaan akrabnya menyampaikan beberapa pesan tentang fungsi menulis. Salah satu tips menjaga fisik agar tetap stabil di usia tua adalah dengan menulis. Namun, menulis juga harus dengan hati yang bersih, jangan saat marah karena pasti tulisannya menjadi tidak bagus. Di samping itu hati-hati juga dalam menulis, karena ada undang-undang ITE yang bisa saja terjerat undang-undang ITE seperti beberapa kasus yang lalu. Oleh karenanya beliau berpesan di akhir sambutannya, “Pikirkan sebelum KLIK”, thinking before KLIK.

Sesi kedua selanjutnya diisi oleh orang-orang hebat lainnya yang juga penulis. Para penulis yang sebelumnya saya hanya mengenalnya di dunia maya, khususnya di kompasiana. Pada acara ini alhamdulillah saya bisa bertemu langsung dan bisa mendapatkan motivasi dari pengalaman mereka. Pertama adalah mas Iskandar Zulkarnaen (mas  Isjet) sebagai admin kompasiana. Mas Isjet menyampaikan beberapa info tentang kompasiana dan kiprahnya. Kompasiana saat ini menjadi blog citizen warga yang terbesar di Indonesia. Ke depannya juga akan terus diadakan kegiatan-kegiatan yang mengakomodasi para warga yang menulis dari berbagai profesi, ucap pria yang ternyata lulusan Gontor ini.

Narasumber kedua adalah seorang guru, blogger asal Sragen Jawa Timur yang juga penulis, namun spesialisasinya adalah penulis buku teks pelajaran yaitu pak Johan Wahyudi. Dengan gayanya yang khas jawa timuran, lantang, tegas, juga kocak karena harus berbicara dibatasi 15 menit oleh moderator sehingga dengan cepat dan terus-menerus bilang “cuma 15 menit” membuat seisi ruangan penuh tawa. Pak Johan sharing tentang kelebihan dan kelemahan menulis buku teks bahkan sampai menantang para guru untuk menulis. Menurutnya, menulis buku teks lebih memiliki keuntungan besar, karena pasarnya banyak juga royaltinya besar. Tahun 2011 lalu royalti pak Johan bisa memberangkatkannya menunaikan ibadah haji dengan sang isteri. Pak Johan juga menyoroti beberapa kasus seperti LKS tentang “Isteri Simpanan”. Menurutnya itu bukan salah penerbit, karena itu Cuma LKS bukan buku teks, justeru harusnya guru lah yang membuat/menulisnya. Guru yang sedang menempuh studi S3 dan sebelumnya hanya saya kenal di kompasiana ini juga mengajak para guru untuk terus meningkatkan kemampuan tulis menulis.

Terakhir di sesi kedua ini diisi oleh seorang guru blogger juga yang sudah tidak asing lagi di dunia tulis menulis yaitu Omjay (Wijaya Kusumah). Dengan spirit mottonya yang dijadikan buku “Menulislah Setiap Hari dan Buktikan Apa Yang Terjadi” Omjay selalu memotivasi untuk terus menulis. Dimulai dengan menulis catatan harian, menulislah setiap hari. Mulailah dengan mencatatkan setiap kejadian dan mendokumentasikan apa yang kita lihat. Memang butuh proses untuk membuat tulisan itu menjadi bagus dan berkarakter. Maka itu usahakan untuk selalu sharing dan meminta saran dari penulis-penulis yang lain ataupun editor penerbit. Pria “Guru Besar” (guru berbadan besar) yang pernah menjuarai beberapa lomba karya tulis tingkat nasional ini juga berbagi pengalamannya bisa mengunjungi hampir semua provinsi di Indonesia karena kegiatan menulisnya sehingga sering diundang ke berbagai daerah untuk berbagi ilmu.

[caption id="attachment_178123" align="aligncenter" width="562" caption="Bersama mas Isjet (tengah) dan pak Johan wahyudi (bawah)"]

13357496742073935706
13357496742073935706
[/caption] Akhir acara ditutup dengan pembagian doorprize dan hadiah-hadiah lainnya. Tak ketinggalan sesi photo-photo semua peserta. Sebetulnya saya masih ingin sharing namun karena harus meluncur ke Tangerang akhirnya hanya beberapa saat saja berbincang dengan para narasumber. Setelah makan siang para peserta pun kembali ke masing-masing tujuannya. Kesan yang selalu hadir di setiap perjumpaan dengan orang-orang hebat untuk spirit dan motivasi dalam berkarya. Semoga bisa bersilaturahim lagi di lain waktu. Salam..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun