Saya pernah ikut perhelatan lari. Tidak jauh, hanya 10K saja. Pengalaman ini menyenangkan, meskipun di saat yang sama ini melelahkan. Sampai saat ini, saya masih belum terpikir untuk mengikuti lari dengan jarak yang lebih jauh, misalnya full marathon 42K.
Memang jika ingin  ikut lari jarak jauh, kita perlu mengetahui kondisi awal performa tubuh. Kita perlu mengetahui seberapa kuat stamina, seberapa baik kita dalam mengolah napas, dan bagaimana menjaga ritme langkah agar tetap stabil.
Pun begitu juga dengan menjaga kesehatan finansial. Saya dan istri melakukan financial health check up pada awal tahun. Ini penting, mengingat perjalanan kami masih panjang, di tengah kehidupan yang semakin penuh ketidakpastian.
Mengapa mengecek kesehatan finansial penting?
Ketika berlari sejauh 10K, saya tahu di mana garis finish saya. Tujuan saya untuk sampai ke garis finish yang berada di taman kota. Sama halnya dengan merencanakan keuangan, masing-masing dari kita memiliki tujuan untuk mengelola keuangan.
Tujuan tersebut bisa saja untuk dana pendidikan anak, liburan ke Timbuktu, atau membeli mobil Tesla terbaru.
Mengecek kesehatan finansial merupakan komitmen awal untuk bisa mencapai tujuan finansial kita. Dalam jangka waktu tertentu, paling tidak setahun sekali, kita perlu mengetahui posisi keuangan.
Apa saja yang dibutuhkan?
Dokumen untuk mengecek kesehatan finansial ini terbilang simpel. Kita cukup membuat dua dokumen yang dapat kita perbaharui secara berkala.
Kedua, cashflow statement atau arus kas. Jika networth statement menunjukkan posisi terkini, dokumen ini menunjukkan aliran kas secara bulanan. Arus kas ini memotret penghasilan dan pengeluaran tiap bulannya.