Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Durability Bias

12 Agustus 2018   16:43 Diperbarui: 12 Agustus 2018   19:05 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak ada yang menjawab bahwa dalam rentang waktu tersebut, mereka akan mengantarkan anaknya yang lain untuk bermain ke taman, bermesraan dengan pasangan, piknik bersama ketika liburan, dan aktivitas lainnya yang mungkin sekali dapat terjadi selama dua tahun tersebut.

Hal ini dikenal dengan durability bias, yang merupakan tendensi kita untuk melebih-lebihkan dampak emosional dari peristiwa negatif. Secara simpel, ketika kita sedang bersedih, kita percaya bahwa kita akan terus merasakan hal buruk lebih lama dari yang benar terjadi. Meskipun kita seringkali lebih tangguh dibandingkan yang kita percayai.

***

Saya percaya bahwa dua tahun itu adalah masa-masa duka dalam hidup Mbak Puput. Saya rasa ini masa yang berat, sebab saya tahu betul Mbak Puput ingin sekali mempunyai anak. Di hari ketika saya mengantarkan Mbak Puput ke rumah sakit, ia mengalami kondisi pendarahan ringan dan ia amat cemas. Waktu itu saya melihat cinta besar seorang ibu kepada calon anaknya.

Sayangnya Tuhan menggariskan hal yang berbeda. Meskipun begitu, Mbak Puput yang saya temui ketika sudah bekerja ialah Mbak Puput yang tetap menjalani hidup dengan ceria. Kala itu, saya tahu bahwa ketika waktunya nanti, ia akan menjadi ibu yang baik.

Dan ini terbukti betul. Saat ini, Mbak Puput memiliki seorang putri yang tumbuh menjadi pribadi ceria, cerdas, serta penuh dengan EnergiBaik. Saya yakin ini tidak lepas dari pengajaran yang dilakukan oleh Mba Puput dan suaminya.

***

Kawan, terkadang hidup menempatkan kita ke titik terbawah dalam hidup, ke dalam duka, persis seperti yang dialami oleh Mbak Puput. Kemungkinan sekali kita akan mengalami durability bias. Ketika itu terjadi, percayalah bahwa perjalanan hidup tidak akan sesedih itu.

Jika Mbak Puput yang benar-benar kehilangan anak dapat legowo dan kembali ceria, kamu pun juga seharusnya bisa. Tetap optimis, sebab kesedihan itu sementara. Yakinlah bahwa kehidupan sejatinya penuh akan hal baik. Mari pancarkan EnergiBaik itu kepada orang di sekitar kita.

*)Tulisan ini diikutsertakan pada Lomba Blog PGN: Energi Baik untuk Kehidupan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun