Baru-baru ini, dihebohkan dengan kasus yang terjadi di negara Thailand. Sekitar dua mingguan kemarin ada sekte atau suatu kelompok kepercayaan yang menyembah seorang kakek yang berusia 74 tahun dan mengkonsumsi segala kotoran-kotoran yang keluar atau berada di tubuh pemimpinnya itu. Dan juga memakan tubuh mayat yang dipercaya bisa menyembuhkan segala penyakit.
Bagaimanakah kisahnya? Bermula sekitar hampir tiga minggu yang lalu, tepatnya (9/5/2022) kemarin. Masyarakat Thailand dikejutkan dengan kemunculan pengikut sekte aliran sesat yang dalam prakteknya para pengikutnya itu mengkonsumsi kotoran-kotoran yang berasal dari tubuh pemimpin agamanya ini atau mereka sering menyebutnya sebagai "Bapak Semua Agama".Â
Mereka percaya kalau ritualnya ini bisa mendatangkan keberuntungan, menghilangkan segala penyakit, dan juga sebagai jalan menuju surga.
Sekte ini sudah 4 tahun berdiri tapi baru diketahui setelah dilakukan penggerebekan oleh seorang youtuber bernama Jiraphan Phetkhao atau nama YouTube channelnya Mor Pla atau Doctor Pla yang dibantu dengan penduduk, kepolisian, dan pihak berwenang dari lembaga pemerintahan di provinsi Isaan, Chaiyaphum, Thailand.
Awalnya si Mor Pla ini menerima laporan dari seorang perempuan yang bernama Jenjira (53) mengatakan bahwa ibunya yang bernama Noi (80) pergi ke suatu tempat pertapaan dan tidak pulang-pulang selama beberapa hari. Setelah dicari sana-sini ternyata ibunya ini sedang berada di sebuah gubuk kayu yang cukup besar dengan atapnya terbuat dari daun rerumputan.Â
Di sana dia bersama 30 pengikut lainnya yang rata-rata sudah berusia tua semua disuruh mengkonsumsi kotoran-kotoran yang berasal dari tubuh si pemimpin sekte yang bernama Joseph atau Tawee Nanla (74). Kotoran-kotoran itu seperti air kencing, serpihan kulit mati, air liur, puntung rokok dan juga makan tinja atau bekas berak Tawee Nanla.
Si Jenjira ini juga mengatakan kalau ibunya melakukan kegiatan yang tahayul dan menyimpan ini sudah dicuci otaknya lebih dari satu tahun. Ibunya juga tinggal bersama pengikut lainnya dan juga pemimpin sekte Tawee Nanla. Saat si Jenjira ke gubuk itu, dia terkejut melihat ibunya sedang mencuci mukanya dengan air liur Joseph atau Tawee Nanla dan juga lagi memakan ketombenya si pemimpin ini.
Kondisi didalam gubuk ini sangat mengerikan, di sana juga si Jenjira menemukan 11 peti mati berisi mayat yang telah membusuk dan juga dapur yang dikerubungi oleh belatung. Seorang pengikut mengatakan ke Jenjira kalau mayat-mayat itu sedang menunggu untuk pergi ke surga dan dia juga menambahkan bahwa siapapun yang mengabdikan dirinya untuk Ayah atau si Tawee Nanla dia tidak bisa lagi kembali ke rumah atau meninggalkan gubuk itu walaupun mereka sudah meninggal. Mereka para pengikutnya akan selamanya berada di sana.
Mor Pla yang menerima laporan dari Jenjira langsung datang ke lokasi keesokan harinya dengan bantuan kepolisian dan juga media liputan berita Thailand langsung menyerbu gubuk itu dan berbicara dengan pemimpin dan pengikut sekte itu. Ditengah diskusi yang alot seorang pengikut yang berusia 64 tahun mengatakan kepada media kalau mayat ibunya juga ada di kompleks itu, dia percaya kalau semua mayat itu dalam keadaan damai dan tidak mengeluarkan bau busuk atau tidak sedap. Dia juga mengatakan kalau kadang-kadang mayat-mayat ini mengeluarkan bau harum melati.
Nah, kalau sudah mencium bau itu mereka mengunakan getah bening dari mayat-mayat itu untuk membasuh wajah mereka dengan keyakinan dan doa bahwa itu adalah suatu pengobatan yang ajaib dan bisa menyembuhkan mereka para pengikutnya dan segala hal-hal yang buruk di dunia. Pemimpin sekte Tawee Nanla  atau Joseph ini menjelaskan kepada Mor Pla dan media bahwa dia tidak pernah memberitahu atau memaksa pengikutnya untuk mengkonsumsi limbah kotorannya. Dia mengatakan mereka percaya pada kekuatan tahayul atau mistisnya ini. Satu diantara 11 mayat adalah seorang anak berusia satu tahun yang tidak dapat diidentifikasi pada saat penggerebekan.
Pemimpin masyarakat setempat, Amporn Chanratnaew, menjelaskan kepada media, bahwa 10 mayat lainnya kecuali bayinya dilaporkan ke pihak berwenang menurut hukum Thailand. Namun dia dan warga lain di komunitas itu tidak tahu bahwa semua mayat disembunyikan dan bahkan tidak tahu bahwa ada suatu perkumpulan sekte yang berada di tengah-tengah hutan.Â
Tawee Nanla ditangkap saat penggerebekan dengan tuduhan pemanfaatan tanah negara tanpa izin, penyelundupan mayat, dan pelanggaran protokol covid-19.
Temuan terbaru, yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand pada Selasa (24/5/2022), mengungkap fakta yang lebih mencengangkan lagi. Hasil pemeriksaan sampel makanan yang disita polisi mengandung jamur dan telah terkontaminasi tinja.Â
Kripik ikan, kacang hijau goreng, dan cumi-cumi kering ditemukan sudah jamuran, sedangkan 28 sampel lainnya-saus sambal, ikan fermentasi, dan teh herbal-masih diuji. Produk makanan itu nantinya dijual dalam bentuk kemasan ke toko dan warung.
Sampel air yang diambil dari gubuk juga positif mengandung ecoli dan koliform, bakteri yang keberadaannya mengindikasikan sumber air telah terkontaminasi patogen. Makanan atau minuman yang terpapar bakteri itu-biasanya ditemukan pada kotoran manusia dan hewan-dapat menyebabkan diare, keracunan makanan, dan penyakit gastrointestinal pada orang yang mengkonsumsinya.
Tawee bersikeras kalau para pengikut mengkonsumsi kotoran tubuhnya atas kemauan mereka sendiri. Dia mengaku tidak pernah memaksa mereka melakukan itu. Pernyataan Tawee mungkin benar adanya. Menurut keterangan polisi, Mor Pla dan pihak berwajib lainnya menghadapi perlawanan keras dari parah anggota sekte selama penggerebekan. Beberapa diantara mereka dilaporkan menenggak air seni dan kulit mati sang guru di depan polisi.
Langsung ke-11 mayat yang ditemukan di gubuk dulunya pasien yang berobat ke Tawee. Menurut pengakuan salah satu pengikut sekte, jasa-jasad itu sengaja tidak dikubur dengan keyakinan Tawee akan membawa roh mereka ke surga. Bagian bawah peti bahkan dilubangi agar para pengikut dapat mengambil cairan hasil pembusukan mayat dan menjadikannya air cuci muka. Cairan itu lagi-lagi dipercaya memiliki manfaat kesehatan.
Menurut gubernur provinsi Chaiyaphum Thailand, Kraisorn Kongchalad namanya. Dia dan para warga sekitar merasa sangat terganggu dengan kehadiran kelompok sekte.
Hal ini bukan lagi ngomongin soal kepercayaan atau agama melainkan kasusnya sudah melibatkan mayat yang disimpan dan tubuhnya dikonsumsi kayak kanibalisme.
Media lokal mengabarkan, status Tawee saat ini bebas bersyarat. Dia telah memindahkan markas besarnya di provinsi Leoi di dekat perbatasan Laos.
Departemen Kesehatan Mental Thailand menyatakan, tidak percaya dengan pernyataan yang dilontarkan oleh Tawee Nanla atau Joseph. Mereka mengklaim kalau para pengikutnya itu sudah dicuci otak oleh Tawee dan merupakan kaum yang rentan dengan hal-hal seperti itu. Apalagi sudah menyangkut dengan Tuhan dan juga masalah kesehatan, serta surga atau neraka.Â
Guna mencegah tidak terulangnya kasus seperti ini lagi pusat kesehatan mental di seluruh wilayah Thailand akan ditugaskan untuk menjangkau kelompok rentan terkena kondisi gangguan jiwa ini dan memberikan solusi yang tepat serta penanganan yang baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H