Mohon tunggu...
Bacho HR
Bacho HR Mohon Tunggu... Administrasi - Pembina KNPI-USA

mantan bagian penggandaan, distribusi dan penulis agitasi-propaganda Famred 98'

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mencari "The Next Habibie" di Festival Indonesia USA

11 September 2023   16:18 Diperbarui: 11 September 2023   20:26 1319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
doc: Papua Student of Rhode Island-Indonesian island country by Gapura

Di semua podcast atau seminar, baik itu versi Arsjad Rasjid, Arcandra Tahar, atau Dino Patijalal, seolah-olah diaspora dilukiskan sebagai elemen bangsa yang super seksi, yang akan memikat hati pemilih dan menopang cita-cita pembangunan 100 tahun Indonesia. Namun, semua jargon-jargon politik indah tentang diaspora tidak akan bermakna apa-apa jika tidak ada seorang pun diplomat, politisi, ekonom, maupun negarawan yang mencoba memahami aspirasi dan kondisi diaspora itu sendiri.

Ketika masyarakat diaspora Philadelphia menanyakan keberadaan mereka terhadap konsulat mereka, contoh jawaban mantan Konsulat Jendral New York Bapak Arifi Saiman, melukiskan permasalahan diaspora Philadelphia dalam perspektif beliau adalah permasalahan "over stay" yang berujung pada berbagai masalah perlindungan hukum imigrasi dan tunjangan kesehatan. Sedkit berbeda dari pandahulunya, sore tadi Bapak Winanto Adi Selaku Konsulat Jenderal NY menggantikan Bapak Arifi menegaskan bahwa banyak permasalahan masyarakat mayoritas berkaitan masalah aduan dan perdata. 

Namun, kedua jawaban tersebut mungkin bukanlah kondisi kekinian masyarakat Philadelphia yang sebagian besar telah bermukim lebih dari 20 tahun, membangun masyarakatnya dan mendirikan berbagai rumah ibadat Indonesia dan bisnis-bisnis sebagai upaya berasimilasi dengan warga lokal. Hal yang perlu dicermati dan menjadi perhatian bagi duta official dari Deplu adalah telah lahirnya berbagai kelompok masyarakat yang tiap dari mereka berusaha maksimal untuk menjadi duta budaya bagi bangsanya. 

Dan 25 tahun kemudian ketika pemerintah lokal Philadelphia telah memberikan berbagai kemudahan kerja sama budaya, semestiya ada akselarasi upaya seimbang dari kita untuk membangun kerja sama antarpemerintah, dimulai tingkat seni dan budaya. Untuk akademi seni semacam Fleisher Art, perlu juga ada kerja sama pendidikan di luar kerja sama seni dan budaya sehingga akan terlahir percepatan dalam membangun komunitas Indonesia Global yang diharapkan menjadi "the X-factor" percepatan pembangunan 100 tahun Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun