Terduduk pada satu sisi stasiun,
Menatap dan merenung melihat dua manusia di depan mata,Â
Apa yang dilakukannya hanya berbincang manis di atas bangku,
Ratusan kata sudah terucap dari bibir seorang sahabat.
 Â
Bertutur ia pada hakekat perjalanan seorang manusia di dunia,
Penuh luka bersarang di dada dan cinta di angkasa,
Dulu dan kini menurutnya telah beranjak jauh berbeda,
Impian sudah tak tampak lagi di depan mata,Â
Hanya gelap yang siap menyambut keduanya,Â
Aku dan kau tak lagi muda menurutnya,
Menua juga bukan sebuah pilihan manusia tapi kepastian janji Tuhan,
 Â
Baginya mengenang rekam lampau adalah hiburan semata,
Mari beristirahat kawan dari dunia para bedebah berotak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H