Mohon tunggu...
B. Gustiadi
B. Gustiadi Mohon Tunggu... Human Resources - Suka Menulis Suka-Suka

"Terbang melintasi langit dengan sayap itu sebuah impian, sedangkan terbang menggunakan imaji itu yang dinamakan tujuan"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Filosofi Beringin

23 November 2017   09:52 Diperbarui: 23 November 2017   10:00 2682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terlihat dua orang pria tampak duduk dan berbincang di bawah rindangnya Pohon Beringin tua. Keduanya tampak asyik berbincang sampai-sampai mereka tak acuh pada waktu yang ada, dari siang hingga sore hari keduanya terus berdiskusi dari masalah sosial hingga ranjang, semuanya mereka bicarakan dengan bermandikan cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah batang pohon.

Seolah tak kenal lelah, pria pertama berkata, "Sepertinya kita terlalu asyik berbincang kawan, cahaya yang sedari tadi menyinari kepala kita, perlahan sudah mau pamit saja, jadi apa menurutmu hasil perbincangan kita tadi ?".

Pria kedua menjawab, "Aku ingin hidup seperti Beringin ini", seraya menepuk-nepuk batang pohon Beringin di sebelahnya. "Mengapa demikian kawanku ?", tanya pria pertama.

"Tak ada yang lebih hebat hidupnya dibandingkan pohon tua ini, coba kau bayangkan saja, setiap hari pohon ini selalu ditakuti dan dikecam oleh sebagian para manusia, mereka ketakutan dengan sosok Beringin besar dan tinggi, para manusia itu percaya kalau pohon ini sumber malapetaka dan tempat hidupnya para mahluk gaib, tapi apa kau tahu kawanku apa yang lebih hebat lagi dari Pohon Beringin ini ?", ucap pria kedua.

"Apa itu kawanku ?", tanya pria pertama. "Beringin ini selalu sabar menghadapi fitnah dan tuduhan keji dari para manusia, alih-alih membalas, pohon ini lebih memilih memberikan sejuta manfaatnya pada manusia, salah satunya agar manusia yang sedang kelelahan dapat duduk dan beristirahat di bawah perlindungannya, seperti kita berdua ini", jawab pria kedua. "Ya kau benar kawan, indahnya kehidupan jika kita saling berbagi manfaat antar sesama mahluk hidup", kata pria pertama.

Kemudian kedua pria tadi berdiri dan menyirami akar di sekelilingnya dengan air sisa minum mereka, keduanya lantas berkata kepada Beringin di hadapannya, "Terima kasih kawanku Beringin, semoga esok hari kau tetap terus berdiri kokoh agar sejuta manfaatmu tetap dapat dinikmati oleh para pengembara seperti kita, termasuk menjadikan dirimu sebagai tempat peristirahatan". 

*******

Bogor, 23 November 2017

Bgustiadi (sperojournal.wordpress.com)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun