Mohon tunggu...
Bezisokhi Dao
Bezisokhi Dao Mohon Tunggu... Guru - Pemerhati Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan

Tak ada yang kebetulan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tanam-Tuai: Proses Kehidupan

15 Agustus 2021   16:37 Diperbarui: 15 Agustus 2021   16:43 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Jika anda menanam bibit mangga, maka bersiaplah suatu saat memanen mangga,

Jika anda menanam bibit durian, maka bersiaplah untuk memanen durian. Tidak akan pernah terjadi, anda menanam benih mangga lalu akan memanen buah durian"
Ada 3 hal yang menjadi hal penting soal hukum tanam dan tuai.

1. Apa yang ditanam, tidak akan berbeda dengan hasil yang di tuai. Tidak mungkin menanam jagung lalu berbuah durian, atau terung berbuah mangga.

Apa yang tidak tentu juga yang akan dituai. Menanam kebaikan pada akhirnya menuai kebaikan, dan menanam benih kejahatan maka akan menuai hukuman. "Siapa menanam angin, akan menuai badai".

2. Tidak akan mungkin duluan menuai baru menanam. Ini menunjukkan bahwa proses ini tidak boleh diputar balik: Tuai-Tanam tetapi hukumnya "Tanam-Tuai".  

Hal ini berarti segala sesuatunya sifatnya tidak instan, berpangku tangan dan hanya duduk manis menantikan hasil.
Namun dibutuhkan upaya, gerak, dan kerja keras. Harus ada keringat yang menetes, waktu yang diluangkan dan bahkan cucuran air mata. "Berbahagialah mereka yang menabur dengan air mata, pasti ia akan menuai dengan sorak sorai".

3. Ketika menanam, walaupun tidak pernah ditanam; bibit tumbuhan seperti ilalang akan tumbuh ditengah-tengahnya.

Ini menunjukkan bahwa dalam menabur dan menanam kebaikan dan nilai-nilai hidup yang positif, masih ada pihak yang ingin menghambat dan bahkan secara bersamaan hidup dan tumbuh. 

Tetapi itulah pentingnya "perawatan" kehidupan agar tidak larut dan sama dengan ilalang. Namun terus menerus berakar, bertumbuh dan berbuah kebaikan dan terus menjadi berkat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun