Dalam masa akhir kampanyenya Ahok harus berani berkampanye begini. "" Seandainya saya ditakdirkan bersalah  , demi  keberlanjutan pembangunan DKI yang lebih baik, pilihlah no2. Jakarta ada ditangan mas Djarot  yang sudah sangat menguasai persoalan2 dan sudah mengetahui pula solusi solusi untuk menyelesaikan persoalan2 itu, mas Djarot akan menjadi pelayan yang baik buat seluruh warga Jakarta. Sebaliknya seandainya saya dinyatakan tidak bersalah dan proses banding berlanjut oleh pihak berperkara, maka demi mengurangi kegaduhan di masyarkat, dan mencegah perpecahan bangsa saya akan memilih mengundurkan diri satu menit setelah dilantik sebagai gubernur terpilih nantinya"..
Dengan statement seperti itu biarlah warga Jakarta  yang ragu dalam  memilih  karena faktor tuduhan penistaan akan  memilih karena faktor prestasi dan kinerja petahana, karena mereka akan mendapat kepastian bahwa Djarot yang akan melayani  Jakarta kedepan, baik Ahok dinyatakan terpidana ataupun tidak, maka Jakarta dipastikan akan ada ditangan  yang tepat.
Bangsa Indonesia akan mencatat kebesaran seorang Ahok yang tidak gila jabatan. Dan demi kepentingan yang lebih besar, persatuan bangsa Indonesia  Ahok lebih memilih mundur walaupun  dia dipilih oleh mayoritas warga untuk menjadi Gubernur.
Pada waktunya masyarakat Indonesia akan dengan sabar menanti kemunculan Ahok pada Pemilihan Presiden 2029, setelah presiden priode 2024-2029 penggantai presiden Jokowi mengecewakan, generasi muda yang sekarang masih SD SMP SMA akan berbondong2 meminta Ahok untuk menjadi presiden mereka.Â
a
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H