Mohon tunggu...
Betrik Sihombing
Betrik Sihombing Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang Mahasiswa S1 Pendidikan Matematika

Saya adalah seorang mahasiswa S1 Pendidikan Matematika

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Pembelajaran Wajib Coding pada Anak Usia Dini guna Memenuhi Tantangan Teknologi Akibat Perkembangan Zaman

19 Mei 2023   10:54 Diperbarui: 19 Mei 2023   11:06 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena kekurangan tenaga kerja IT dari Indonesia yang kompeten, perusahaan startup seperti Gojek banyak mempekerjakan tenaga asing dari India. Di sisi lain, berdasarkan data Badan Pusat Statistik 2020 lalu, tercatat tingkat pengangguran terbuka di Indonesia mencapai 9,77 juta penduduk. Adanya gap atau kesenjangan yang besar antara kebutuhan tenaga kerja IT dengan jumlah pengangguran ini memperlihatkan bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang belum aware dengan pendidikan teknologi atau tidak memiliki kesempatan untuk mengeyam pendidikan teknologi. Salah satu solusi yang dapat mengatasi permasalahan ini ialah menerapkan pembelajaran coding sebagai mata pelajaran wajib sejak tingkat sekolah dasar.

Negara Singapura sudah menyadari pentingnya pengetahuan coding sejak dini dan telah menerapkan coding sebagai mata pelajaran wajib bagi siswa SD. Sayangnya, hal ini belum diterapkan di negara Indonesia. Banyak kesulitan yang akan dihadapi sekolah-sekolah untuk memulai mengajarkan coding kepada siswa-siswinya, salah satunya adalah kurangnya bahan ajar dan juga tenaga kerja yang sesuai di bidangnya. SD Kallista Batam, merupakan salah satu sekolah yang menyadari pentingnya pembelajaran coding untuk muridnya, tetapi masih kesulitan dalam mengembangkan bahan ajarnya. Sebagai mahasiswa yang merupakan agent of change (agen perubahan), tim penulis ingin turut berperan dalam memajukan pendidikan Indonesia dan hal ini dapat dilakukan mulai dari aksi kecil yang dapat dilakukan, salah satunya melalui SEPORA (Social Experimental Project).

Sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan SD Kallista Batam dan sekaligus mengatasi permasalahan negara Indonesia yang kekurangan tenaga kerja IT, tim penulis membantu mengembangkan bahan ajar digital mata pelajaran ICT fokus coding untuk tingkat SD (kelas I sampai kelas VI). Penulis mengembangkan bahan ajar coding menggunakan bahasa pemrograman yang sederhana dan memang dituju untuk anak-anak, yaitu Scratch.

Banyak orang memiliki stigma bahwa coding  adalah hal yang sangat rumit untuk dipelajari dan     tidak semua bisa belajar coding. Memang benar bahwa bahasa pemrograman yang digunakan untuk coding ada sangat banyak dan beberapa di antaranya rumit untuk dimengerti. Meskipun demikian, tidak     berarti tidak semua orang bisa belajar  coding. Penulis percaya, jika   diajarkan dengan medium dan platform yang benar dan secara menyenangkan, anak-anak dapat tertarik untuk mendalami coding. Penulis  memilih untuk menggunakan Scratch karena Scratch merupakan bahasa            pemrograman berbasis blok yang bisa menjadi sarana anak- anak menuangkan ide kreatifnya karena dengan menggunakan Scratch, anak-anak dapat membuat game, animasi, dan juga cerita interaktif sesuai keinginannya sendiri. Banyak sekali manfaat yang didapatkan jika anak-anak belajar coding sejak dini. Selain menambah peluang kerja di masa depan, coding sangat bermanfaat untuk melatih dan juga mengasah        kreativitas anak dalam berpikir dan coding juga dapat meningkatkan rasa kepercayaan diri pada anak-anak. Bisa kita bayangkan, jika anak-anak yang berusia 7-12 tahun sudah dapat menciptakan sebuah           program. Keberhasilan tersebut tentu akan memberikan anak-anak rasa kepercayaan diri yang tinggi.

Oleh karena itu, tim penulis merancang bahan ajar dengan tujuan utama untuk menambah pengetahuan coding anak- anak serta menumbuhkan minat dan bakat coding mereka. Untuk menumbuhkan ketertarikan anak-anak belajar coding lebih dalam, materi yang penulis rancang bersifat interaktif dan berfokus pada praktek. Berikut ini merupakan materi yang tim penulis sediakan :

  • Pengenalan Coding untuk Anak-anak (Introduction to Coding for Kids) untuk SD kelas I-VI
  • Pengenalan Scratch (Introduction to Scratch) untuk SD kelas I-VI
  • Tutorial Cara Membuat Animasi bertema "Di bawah Laut" (Tutorial How To Make Animation "Under the Sea) untuk SD kelas I-II
  • Tutorial Cara Membuat Animasi bertema "Media Sosial" (Tutorial How To Make Animation "Social Media") untuk SD kelas III-IV
  • Tutorial Cara Membuat Animasi bertema "Internet of Things" (Tutorial How To Make Animation "Internet of Things") untuk SD kelas V-VI

Materi yang pertama akan menjelaskan mengenai coding secara dasar, mencakup apa itu coding, apa fungsi coding, dan apa yang anak-anak bisa dapatkan dengan belajar coding. Materi kedua menjelaskan mengenai bahasa pemrograman Scratch, mencakup apa saja yang bisa dilakukan dengan Scratch dan bagaimana cara menggunakannya. Materi ketiga sampai kelima merupakan materi praktek yang akan menjelaskan langkah-langkah cara membuat animasi menggunakan bahasa pemrograman Scratch. Animasi yang dibuat dibagi menjadi 3 (kelas I-II, kelas III-IV, kelas V-VI) untuk menyesuaikan topik dan tingkat kesulitannya.

Bahan ajar kelima materi ini disediakan dalam 3 bentuk. Yang pertama, berupa video penjelasan dari penulis. Yang kedua, berupa dokumen Power Point dan yang terakhir berupa dokumen rangkuman Ms. Word. Selain itu, akan disediakan pula bank soal beserta kunci jawabannya dalam Ms. Excel dan juga kuis interaktif yang disediakan dengan aplikasi Quizziz. Terakhir, penulis juga menyediakan kumpulan video menarik seputar coding untuk anak-anak, yang dikumpulkan dari platform Tiktok dan Youtube. Semua materi disediakan menggunakan Bahasa Inggris.

Setelah mengembangkan bahan ajar, penulis menyerahkan sejumlah bahan ajar tersebut kepada pihak SD Kallista. Pada tanggal 16 Agustus 2021, acara serah terima tersebut diadakan via Zoom. Penulis menyerahkan bahan ajar serta menjelaskan bahan ajar apa saja yang sudah penulis sediakan kepada kepala sekolah SD Kallista, Muharman Hakimi M., S.Pd., M.M. Dalam acara serah terima tersebut, penulis mendapatkan kesempatan untuk melakukan evaluasi terhadap kegiatan SEPORA yang telah penulis lakukan, yaitu membantu SD Kallista dalam menyediakan bahan ajar digital mata pelajaran ICT fokus coding untuk tingkat sekolah dasar.

Pada kesempatan tersebut, kepala sekolah SD Kallista, Muharman Hakimi M., S.Pd., M.M., menyatakan bahwa bahan ajar yang disediakan oleh penulis membantu menjawab permasalahannya karena bahan ajar ini bersifat menarik dan interaktif. Beliau percaya anak-anak dapat tertarik untuk belajar coding dengan bahan ajar yang telah disediakan penulis ini. Namun, untuk mendukung proses belajar coding murid- muridnya, beliau menyarankan agar tim penulis dapat membawakan materi yang telah disiapkan ini secara langsung kepada anak-anaknya, melalui workshop atau kelas daring.

Dengan belajar coding sejak dini, siswa-siswi SD Kallista memperoleh ilmu pengetahuan teknologi yang berkembang semakin pesat nantinya. Mereka akan dapat mengikuti perkembangan zaman dengan baik. Supaya siswa-siswi SD Kallista dapat memahami coding dengan baik, tim penulis memberikan beberapa video penjelasan serta Power Point dan dokumen rangkuman yang menjelaskan tentang pembelajaran coding menggunakan Scratch.

Dengan Scratch, siswa-siswi SD Kallista dapat belajar membuat game maupun animasi yang mereka sukai. Belajar coding menggunakan Scratch akan lebih meningkatkan ketekunan mereka dalam belajar coding karena siswa-siswi akan lebih serius dalam menciptakan game ataupun animasi yang benar-benar mereka sukai. Selain itu, juga meningkatkan tingkat kepercayaan diri mereka, maupun kesiapan mereka untuk menghadapi perkembangan teknologi yang akan semakin berkembang pesat nantinya. Dapat disimpulkan bahwa belajar coding menggunakan Scratch dapat meningkatkan tingkat konsisten, ketekunan, maupun kepercayaan diri siswa-siswi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun