Mohon tunggu...
Betrik Sihombing
Betrik Sihombing Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang Mahasiswa S1 Pendidikan Matematika

Saya adalah seorang mahasiswa S1 Pendidikan Matematika

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Pembelajaran Wajib Coding pada Anak Usia Dini guna Memenuhi Tantangan Teknologi Akibat Perkembangan Zaman

19 Mei 2023   10:54 Diperbarui: 19 Mei 2023   11:06 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
International Telecommunication Union, 2020

Penggunaan teknologi digital di zaman yang semakin modern ini sudah mulai masuk ke segala aspek kehidupan manusia di seluruh dunia tak terkecuali di Indonesia. Penggunaan teknologi digital di era Revolusi Industri 4.0 saat ini semakin pesat dan sudah digunakan di berbagai bidang sektor, salah satunya yaitu pada bidang pendidikan. Jika dilihat pada lingkungan sekitar, maka akan menemukan beberapa anak yang mulai mempelajari coding di sekolahnya walaupun tidak terlalu mendalam. Pengkodean (coding) sendiri adalah proses menerjemahkan desain ke dalam suatu bahasa yang bisa dimengerti oleh komputer (Wali dan Ahmad, 2017:43).

Sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki kesempatan untuk menghasilkan teknologi baru. Tidak sedikit masyarakat mulai dari orang tua hingga anak-anak mengerti cara menggunakan teknologi dengan baik, namun hanya sedikit masyarakat yang dapat mengembangkan/menciptakan teknologi. Itulah mengapa Indonesia tertinggal. Negara tetangga yaitu Singapura telah menerapkan pelajaran coding di kurikulum tingkat TK yang mempelajari ilmu basic mengenai pemrograman. Banyak aplikasi dan website yang mendukung pembelajaran coding untuk anak-anak.

Pembelajaran coding untuk anak usia dini berarti kegiatan yang dilakukan untuk memberikan stimulasi sejak usia dini terhadap cara anak berpikir, anak berpikir kreatif, sikap bekerjasama dan berkomunikasi anak. Kegiatannya tidak hanya dimaknai sebagai penggunaan atau penerapan komputer atau perangkat teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang dikenal dengan istilah plugged coding, tetapi juga meliputi keseluruhan kegiatan pembelajaran coding tanpa menggunakan perangkat komputer yang dikenal dengan istilah unplugged coding. Lebih jauh lagi, kegiatan pembelajaran coding dapat diterapkan secara kombinasi dan/atau silih berganti antara pendekatan plugged coding dan unplugged coding.

Coding adalah sekumpulan code yang penulisannya diatur dengan aturan tertentu dari bahasa pemrograman yang digunakan. Pada kondisi ini coding biasanya sering digunakan oleh programmer untuk membantu mereka dalam mengoperasikan komputer. Mungkin dulu yang mempelajari coding hanyalah orang-orang yang memang menyukai komputer dan teknologi. Namun, saat ini seiring dengan perkembangan industri digital yang semakin pesat, coding menjadi salah satu skill yang sangat dibutuhkan oleh kebanyakan perusahaan di Indonesia maupun luar negeri. Oleh karena itu, tidak jarang kita sering menemukan beberapa sekolah yang mulai mengajarkan mengenai apa itu coding dan kegunaannya.

Pada sebuah survei yang dilakukan oleh Microsoft mengungkapkan bahwa mayoritas siswa di Indonesia menyadari manfaat coding dalam pendidikan dan besarnya potensi yang ditawarkan coding bagi masa depan mereka. Namun, hanya 51 persen siswa yang mengatakan mereka memiliki kesempatan untuk belajar coding di sekolah, baik sebagai subjek inti maupun kegiatan ekstrakurikuler (Prihadi, 2015). Berkenaan dengan keadaan yang disebutkan di atas, dapat dikatakan bahwa siswa di Indonesia sebenarnya menyadari pentingnya coding dalam membantu mereka meraih masa depan yang lebih baik, namun tak bisa dipungkiri bahwa kurang fasilitas merupakan kendala utama siswa dalam mempelajari coding.

Pada Era Industrial 4.0 membawa masyarakat Indonesia kepada mindset tekhnologi yang meliputi berbagai aspek kehidupan. Tekhnologi saat ini bukan lagi hal yang baru bagi masyarakat yang dalam kehidupannya tidak dapat terlepas dari maraknya fasilitas tekhnologi seperti: komputer, gadget, dan internet. Seiring perkembangan zaman, banyak dari pekerjaan manusia tergantikan oleh kehebatan teknologi yang dibuat oleh manusia dan tingkat pengangguran juga akan semakin tinggi dikarenakan banyak pekerjaan akan digantikan oleh teknologi nantinya. Oleh karena itu, keresahan akan perkembangan teknologi akan menjadi hal nyata yang akan dirasakan bagi mereka yang tidak mulai mengikuti perkembangan teknologi sejak saat ini.

Perkembangan zaman yang semakin pesat selain membawa perubahan yang akan memberikan keuntungan bagi anak-anak zaman sekarang, juga dapat menimbulkan beberapa permasalahan yang akan dihadapi oleh anak-anak zaman sekarang pula. Mereka harus lebih aktif untuk mengikuti perkembangan zaman nantinya. Perkembangan zaman yang semakin pesat akan mendorong terciptanya teknologi yang semakin hebat dan semakin bisa membantu manusia. Mengingat fakta bahwa semakin banyak lowongan kerja akan terganti oleh mesin.

Era saat ini adalah telah mencapai memasuki era industrial 5.0 yang mengolah dan menyajikan data dan informasi maka pencarian informasi pun sangat ditunjang dan di fasilitasi oleh berbagai perangkat dan aplikasi sistem berbasis tekhnologi. Informasi yang saat ini menjadi produk penting sebagai hasil pengolahan sebuah data yang konkret membuat informasi menjadi hal yang penting juga dalam berbagai aspek kehidupan.

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) didefinisikan sebagai semua perangkat teknis yang digunakan untuk memproses dan mengirimkan informasi (Wahyuningsih, 2013). Studi oleh (Turen et al., 2016) menemukan bahwa, pembangunan TIK memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pembangunan manusia di 118 negara. (Rosales, 2019) studinya mengemukakan bahwa Teknologi, Informasi dan Komunikasi juga mempengaruhi pembangunan manusia, artinya TIK akan berdampak positif tidak hanya pada perekonomian tetapi juga pada bidang Kesehatan dan Pendidikan.

Singapura sebagai negara yang mencapai TIK tertinggi di ASEAN mengalami fluktuasi pada tahun 2014 mencapai 86.61 dan tahun 2016 mencapai 89.05 namun mengalami penurunan di tahun 2017 sehingga menjadi 88.52 hal ini dikarenakan penurunan pada langganan Fixed Broadband per 100 penduduk, langganan Fixed Telephone per 100 penduduk, dan Mobile Broadband per 100 penduduk, walaupun demikian TIK meningkat ditahun berikutnya hingga mencapai 91.81 ditahun 2019. Sama hal nya dengan Singapura, Indonesia juga mengalami fluktuasi dari periode 2014-2019. TIK tertinggi Indonesia pada tahun 2017 sebesar 59.82 namun mengalami penurunan ditahun-tahun berikutnya sehingga ditahun 2019 hanya mencapai 52.48 dikarenakan penurunan pada langganan Fixed Telephone per 100 penduduk, langganan Mobile Celular per 100 penduduk dan langganan Fixed Broadband per 100 penduduk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun