Mohon tunggu...
Betrika Oktaresa
Betrika Oktaresa Mohon Tunggu... Administrasi - Full time husband & father. Part time auditor & editor. Half time gamer & football player

Full time husband & father. Part time auditor & editor. Half time gamer & football player

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Memantrai Hati Menengok Memori

24 Desember 2019   14:25 Diperbarui: 24 Desember 2019   14:52 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lagi-lagi, sebuah lagi Kunto Aji seakan memberikan sapaan hangatnya bagi saya, bagi kita yang sudah terus berjuang.

"Tenangkan hati
Semua ini bukan salahmu
Jangan berhenti
Yang kau takutkan takkan terjadi
Yang dicari, hilang
Yang dikejar, lari
Yang ditunggu
Yang diharap
Biarkanlah semesta bekerja
Untukmu"

Setiap usaha dan perjuangan memiliki bagian-bagiannya sendiri. Ada yang merupakan kuasa kita, tentang seberapa kita berusaha dan memahami caranya, dan ada bagian lain yang berada di luar jangkauan kita, milik Yang Kuasa. Yang terpenting adalah kita mengasihi diri kita, memberikan apresiasi pada jiwa dan raga kita yang telah berusaha.

Pada akhirnya, tiga lagu dari Album Mantra Mantra ini seakan menjadi saksi perjalanan saya yang tak mudah. Sebagai pengiring, bukan obat, karena kenangan bukan untuk kita hilangkan, tetapi perlu diberikan teman sejalan. 

Setelah kehilangan, kehilangan sosok teladan dan kehilangan pedoman keyakinan. Hingga akhirnya menemukannya lagi, meskipun belum sepenuhnya. 

Tentu saja, lirik yang indah dalam lagu-lagu itu tak akan begitu bermakna tanpa alunan musik sebagai penghantarnya. Terutama pada lagu rehat yang menggunakan solfeggio frequency 396 Hz, yang dipercaya dapat mengeluarkan pikiran negatif. Frekuensi ini diyakini dapat membebaskan dan membersihkan perasaan bersalah yang seringkali hinggap ketika berhadapan dengan suatu masalah. 

Bagi saya, lagu-lagu ini tentu telah 'dimasak' dengan cara, bumbu, dan komposisi yang tepat, hingga mampu memberikan pesan yang luar biasa. Kembali, saya bukan manusia yang punya banyak pemahaman dan pengetahuan tentang musik yang mendalam, tetapi dalam lagu-lagu ini, kita mampu merasa dan menikmatinya dengan sederhana. Sesederhana kita mau berdamai dengan diri sendiri dalam menengok memori.

Mari memantrai hati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun