Lagi-lagi, sebuah lagi Kunto Aji seakan memberikan sapaan hangatnya bagi saya, bagi kita yang sudah terus berjuang.
"Tenangkan hati
Semua ini bukan salahmu
Jangan berhenti
Yang kau takutkan takkan terjadi
Yang dicari, hilang
Yang dikejar, lari
Yang ditunggu
Yang diharap
Biarkanlah semesta bekerja
Untukmu"
Setiap usaha dan perjuangan memiliki bagian-bagiannya sendiri. Ada yang merupakan kuasa kita, tentang seberapa kita berusaha dan memahami caranya, dan ada bagian lain yang berada di luar jangkauan kita, milik Yang Kuasa. Yang terpenting adalah kita mengasihi diri kita, memberikan apresiasi pada jiwa dan raga kita yang telah berusaha.
Pada akhirnya, tiga lagu dari Album Mantra Mantra ini seakan menjadi saksi perjalanan saya yang tak mudah. Sebagai pengiring, bukan obat, karena kenangan bukan untuk kita hilangkan, tetapi perlu diberikan teman sejalan.Â
Setelah kehilangan, kehilangan sosok teladan dan kehilangan pedoman keyakinan. Hingga akhirnya menemukannya lagi, meskipun belum sepenuhnya.Â
Tentu saja, lirik yang indah dalam lagu-lagu itu tak akan begitu bermakna tanpa alunan musik sebagai penghantarnya. Terutama pada lagu rehat yang menggunakan solfeggio frequency 396 Hz, yang dipercaya dapat mengeluarkan pikiran negatif. Frekuensi ini diyakini dapat membebaskan dan membersihkan perasaan bersalah yang seringkali hinggap ketika berhadapan dengan suatu masalah.Â
Bagi saya, lagu-lagu ini tentu telah 'dimasak' dengan cara, bumbu, dan komposisi yang tepat, hingga mampu memberikan pesan yang luar biasa. Kembali, saya bukan manusia yang punya banyak pemahaman dan pengetahuan tentang musik yang mendalam, tetapi dalam lagu-lagu ini, kita mampu merasa dan menikmatinya dengan sederhana. Sesederhana kita mau berdamai dengan diri sendiri dalam menengok memori.
Mari memantrai hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H