Mohon tunggu...
Betrika Oktaresa
Betrika Oktaresa Mohon Tunggu... Administrasi - Full time husband & father. Part time auditor & editor. Half time gamer & football player

Full time husband & father. Part time auditor & editor. Half time gamer & football player

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Cegah Informasi Hoaks, Pahami "Risk Attitude" Bermedsos!

11 Oktober 2018   16:16 Diperbarui: 11 Oktober 2018   16:22 1361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebaliknya, jika anda lebih banyak memilih option A yaitu lebih dari empat kali, maka anda adalah seorang risk averse.

Alat ukur lain yang dapat anda gunakan untuk mengetahui apakah risk attitude anda adalah menggunakan variabel personality yang sudah sangat populer di dunia yaitu Myers--Briggs Type Personality Indicator, yang bisa anda dapatkan di sini https://www.16personalities.com/free-personality-test.

Melalui hasil tes tersebut, anda dapat mengukur apakah risk attitude anda. Seseorang yang memiliki skor sensing/judging yang tinggi, cenderung merupakan orang yang risk averse.

Sebaliknya, orang yang memiliki skor yang tinggi intuition and prospecting cenderung merupakan tipe orang yang risk seeking.

Nah, kaitannya dengan informasi hoaks, seorang yang risk averse tentunya secara natural akan sangat berhati-hati dalam menggunakan media sosial, termasuk membagikan informasi.

Namun masalahnya, terlalu berhati-hati juga bisa berarti mengurangi potensi pertukaran informasi di media sosial, dan kerugian bagi orang lain jika sebenarnya informasi yang dimiliki ternyata merupakan informasi yang valid dan bermanfaat.

Sebaliknya, seorang risk taking akan cenderung secara natural mudah dalam membagi informasi, dimana mungkin saja akan lemah dalam melakukan validasi informasi dan check-and-recheck, sehingga malah menyebarkan informasi yang tidak akurat atau tidak benar.

Idealnya, pengguna media sosial merupakan seseorang yang risk neutral, dimana ketika ada informasi yang ada di hadapannya, orang tersebut akan melakukan validasi keakuratannya, menilai manfaatnya, baru membagikannya jika hasil penilaiannya menunjukkan bahwa informasi tersebut benar dan bermanfaat bagi orang lain.

Akhirnya, mari perangi penyebaran informasi hoaks dengan cerdas dalam bermedia sosial, dimulai dari diri kita sendiri.

Salam sadar risiko. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun