Mohon tunggu...
Betrika Oktaresa
Betrika Oktaresa Mohon Tunggu... Administrasi - Full time husband & father. Part time auditor & editor. Half time gamer & football player

Full time husband & father. Part time auditor & editor. Half time gamer & football player

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Cintaku Indah di Bagansiapiapi

30 Juni 2018   11:40 Diperbarui: 1 Juli 2018   15:06 2287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dari mana Ga? pergi enggak ngajak-ngajak!" tanya Nugraha, ketika itu aku baru saja pulang dari jalan-jalan soreku, melihat hamparan laut di Pelabuhan Bagan.

"Eh, Nug, aku dari pelabuhan, tadi waktu mau berangkat aja Lo masih molor kok, gimana gue ngajaknya!" jawabku.

"Iya juga sih ya, abis hari libur kan enaknya buat tidur, kapan lagi bisa santai-santai, kerjaan kita di kantor kan lagi padat-padatnya, apalagi tadi pulang dari gereja ngantuk banget," kilah Nug.

"Kalo itu gue juga setuju, emang padet banget kerjaan kita ya, besok aja kita harus ke dinas-dinas minta data terbaru," kataku.

"Oh iya ya, hampir aja lupa, besok kan gue ke Dinas Pendidikan, Lo ke Dinas Pariwisata ya kalo enggak salah?" kata Nug.

"Iya, semoga orang-orang dinasnya gampang dimintain data ya, amin!" kataku sambil berlalu menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu bersiap melaksanakan sholat maghrib.

"Amiiiin! Gue nelpon tunangan gue dulu ya, mengobati kerinduan, terpisah pulau," teriak Nug dari kamarnya, berbahasa sok romantis.

Nugraha adalah teman se-perantauanku di tempat ini, kami berasal dari Jawa, aku dari Sleman, dan Nug dari Magelang. Bulan lalu, Nug baru saja melangsungkan acara pertunangannya dengan pacar yang sudah ia pacari selama lebih dari lima tahun. 

Hal ini kadang membuatku iri, di saat Nug dengan romantisnya menelpon sang kekasih, aku masih saja berkutat di depan laptop, saat Nug mencoba ber-skype-an dengan sinyal seadanya. Aku masih saja di depan laptop kadang menyelesaikan tugas, kadang hanya bermain game, sekedar menghabiskan waktu. 

Aku merasakan kekosongan di dalam hatiku, belum ada seorang pun yang mengisi kekosongan itu, hingga pada suatu momen aku dipertemukan dengan seorang wanita yang sangat istimewa.

Pertemuan yang tak terduga dengan wanita istimewa itu adalah di sebuah kantor yang kukunjungi dalam rangka urusan pekerjaanku, di daerah Batu Enam. Kawasan ini disebut Batu Enam karena "batu" merupakan satuan ukuran jarak yang lazim dipergunakan oleh orang Melayu, di mana ukuran sebenarnya setara dengan ukuran mil/pal (1,5 - 1,6 km). Khusus dalam konteks Kawasan Batu Enam Bagansiapiapi ini, satuan batu di sini ukurannya kurang lebih setara 1 kilometer. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun