Salam dan Bahagia Bapak Ibu Guru Hebat.
Berlandaskan pada pemikiran Ki HaJar Dewantara, mendidik tidak hanya memberikan materi saja kepada siswa, tetapi mendidik adalah memanusiakan manusia sesuai kodratnya. Memberi kemerdekaan kepada peserta didik untuk mengembangkan fisik, mental, jasmani maupun rohani. Pendidikan bukanlah suatu tuntutan agar peserta didik menjadi pintar, tetapi pendidikan merupakan tuntunan bagi peserta didik untuk menjadi manusia yang baik berjiwa pancasila, mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya di lingkungannya. Ki Hajar Dewantara juga menjelaskan bahwa dasar dari pendidikan anak erat kaitannya dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Pendidikan hendaknya mampu memfasilitasi anak untuk berkembang sesuai zamannya tanpa harus kehilangan akar budaya yang ada di daerahnya.
Pecapaian karakter jiwa pancasila pada peserta didik dapat dilaksanakan dengan pelaksanaan budaya postif di lingkungan sekolah. pada dasarnya setiap warga sekolah sudah memiliki nila-nilai positif sebagai nilai luhur manusia. Tetapi peran keluarga dan lingkungan masyarakat turut berperan penting dalam pembentukan nilai karakter pada anak. Maka, sekolah menjadi salah satu tempat yang dapat memberikan contoh pembiasaan-pembiasaan baik sebagai bentuk nyata adanya budaya positif demi menguatkan pondasi karakter siswa.
Budaya positif di sekolah merupakan pembentukan karakter bagi peserta didik yang nantinya bisa menjadi pembiasaan-pembiasaan positif bagi peserta didik. Contoh : senyum, salam, sapa, gotong royong, sehingga tercipta kolaborasi yang baik antar warga sekolah,adanya rasa peduli satu sama lain, toleransi terhadap sesama, dsb.
Menciptakan budaya positif di lingkungan sekolah juga merupakan wujud dukungan terhadap Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 46 Tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (Permendikbudristek PPKSP).
Berdasarkan hal tersebut di ataslah saya melakukan pengimbasan atau diseminasi mengenai pemahamaman budaya postif dan keyakinan kelas secara bersama-sama. Kegiatan pengimbasan ini sangat penting dilakukan untuk menumbuhkan budaya positif di kelas dan sekolah . Melalui Kegiatan ini nantinya diharapkan dapat mewujudkan nilai-nilai kebajikan sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila yaitu Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia, Mandiri, Bernalar Kritis, Berkebinekaan Global, Bergotong Royong, dan Kreatif.
Selain itu juga, melalui budaya postitif ini juga saya ingin menumbuhkan motivasi siswa secara instrinsik dalam melakukan kebajikan dan membuat mereka selalu meyakini kebajikan tersebut. Harapan ini sesuai dengan pendapat dari Diane Gossen (1998) bahwa dengan mengaitkan nilai-nilai kebajikan yang diyakini seseorang maka motivasi intrinsiknya akan terbangun, sehingga dapat menggerakkan motivasi dari dalam untuk dapat mencapai tujuan mulia yang diinginkan.
Adapun tujuan dari pelaksanaan Diseminasi ini adalah:
1. Meningkatkan rasa percaya diri, kebahagiaan, dan kesehatan mental murid.
2. Mendorong murid untuk berpartisipasi aktif, berinisiatif, dan berkolaborasi dalam proses belajar.
3. Membangun hubungan yang harmonis antara murid, guru, orang tua, dan masyarakat.
4. Menumbuhkan karakter positif yang sesuai dengan profil pelajar pancasila, yaitu beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, kreatif, gotong royong, berkebhinekaan global, bernalar kritis dan mandiri.
5. Mempersiapkan murid untuk menghadapi tantangan masa depan dengan sikap positif dan solutif.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk membangun budaya positif ini adalah :
1. Menetapkan Visi, Misi dan Tujuan sekolah yang berpihak kepada siswa
2. Membuat progam-program kegiatan sekolah yang dapat meningkatkan karakter siswa. Seperti melibatkan siswa dalam Penanggulangan Kekerasan di Sekolah.
3. Melakukan Pembiasaan Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Satun (5S) di sekolah.
4. Melakukan kegiatan gotong royong dengan piket bersama setiap pagi.
5. Menjalin kolaborasi antara guru, siswa, wali murid, dan komite dalam membangun budaya postif.
6. Melakukan evaluasi secara berkala.
Strategi yang dapat dilakukan dalam melaksanakan budaya positif di sekolah adalah:
1. Menentukan posisi kontrol guru di sekolah. Guru hendaknya dapat menempatkan posisinya sebagai posisi manajer guna mendukung, membimbing dan memotivasi siswa dalam menyelesaikan tiap permasalahan yang dihadapi bukannya memberikan hukuman yang tidak relevan kepada siswa. Guru juga setidaknya memahami setiap karakteristik yang dimiliki oleh siswanya, sehingga guru dapat memberikan bimbingan sesuai dengan kebutuhan siswa tersebut.
2. Membuat keyakinan kelas bersama siswa. Keyakinan kelas merupakan sebuah nilai-nilai kebajikan universal, yang telah disepakati secara tersirat dan tersurat, lepas dari adanya latar belakang suku, negara, Bahasa maupun juga agama. Keyakinan kelas dibuat secara bersama-sama dengan seluruh siswa, yang mempunyai nilai-nilai kebajikan yang dapat dipercaya.
3. Menerapkan disiplin positif untuk mengajarkan siswa konsekuensi dari perilaku yang mereka lakukan tanpa menghakimi atau menghukum. Disiplin positif bertujuan untuk membantu siswa belajar dari kesalahan mereka dan mengembangkan keterampilan hidup yang diperlukan .
Salam....
TERGERAK, BERGERAK, MENGGERAKKAN
Terima Kasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H