Pendidikan dan pengajaran merupakan salah satu upaya untuk mencapai tujuan yang bermuara pada peningkatan pendewasaan perilaku peserta didik. Ada pula tahapan dalam proses yang bertujuan untuk mencapai tujuan, yaitu proses pendidikan dan pengajaran. Mengajar adalah suatu proses yang membimbing siswa untuk menggali potensi dirinya melalui banyak tahapan perkembangan yang harus dilalui siswa.
Banyak orang beranggapan bahwa belajar adalah mencari atau menuntun ilmu atau menyerap ilmu. Belajar pengertian belajar yang berbeda disebabkan oleh hal yang berbeda. Pemahaman dalam belajar psikologi merupakan suatu proses perubahan, yaitu. H. Perubahan perilaku akibat interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidup seseorang. Semua perubahan yang terjadi pada diri seseorang melalui belajar.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (1991:232), pendidikan berasal dari kata "didik". Pendidikan didefinisikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan serta proses,cara dan perbuatan mendidik.
Dalam UU RI NO.20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas menyatakan definisi pendidikan sebagai berikut. "Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual beragama, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara".
Teori belajar humanistik adalah aktivitas fisik dan mental untuk memaksimalkan proses perkembangan. Pengertian belajar secara sempit sebagai upaya penguasaan pengetahuan sebagai satu kesatuan rangkaian pembentukan kepribadian. Humanistik meyakini pusat belajar ada pada peserta didik dan pendidik berperan hanya sebagai fasilitator. Â Penerapan teori humanistik pada kegiatan belajar hendaknya pendidikan menuntun peserta didik berpikir induktif, mengutamakan praktik serta menekankan pentingnya partisipasi peserta didik dalam pembelajaran.
Pembelajaran Agama Kristen (PAK) termasuk bagian injil di mana hanya kepada Tuhan saja sebagai pusatnya. Amsal 1:7 mengatakan bahwa takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan.Â
Melalui pengajaran injil ini, anak-anak bisa membentuk karakter yang baik, karena awal dari pengetahuan adalah Tuhan (Kristus). Pendidikan yang dilaksanakan dengan cara yang menyenangkan mengajarkan siswa nilai-nilai struktur karakter. Menurut pandangan humanis, manusia bertanggung jawab atas hidup dan perilakunya serta memiliki kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikapnya.
Teori humanistik menurut abraham maslow bertujuan agar manusia dapat memanusiakan manusia sedini mungkin sebagaimana harusnya. Eksplorasi dilakukan dalam lingkungan pengembangan model pendidikan agama humanis yang dapat diterapkan pada semua kelompok atau individu sesuai dengan kondisi sosial yang bermacam-macam, tidak hanya terkonsentrasi pada pendidikan agama formal saja.
 APLIKASI TEORI BELAJAR HUMANISTIK DALAM PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
Humanistik mudah dikenal, yaitu mencari posisi manusia di atas Tuhan. Humanistik dirancang untuk mendidik manusia bahwa dirinya telah melahirkan pendidikan bagi kesadaran manusia,yaitu manusia dapat mengatasi segala persoalan dalam hidup tanpa campur tangan Tuhan.
 Penerapan teori humanistik mengarahkan pada semangat dalam pembelajaran dengan setiap metode yang dilakukan. Karunia bersumber dari Allah yang diberikan kepada umat-Nya. Secara teologis karunia untuk membangun jemaat, dan memelihara jemaat.Â
Allah memberikan karunia-Nya untuk membangun tubuh Kristus.
Keselamatan adalah harapan yang diharapkan oleh semua umat manusia, dan merupakan hal yang menarik dan mendasar tentang iman kepada Kristus, karena keselamatan terbagi menjadi dua hal penting yang berkaitan dengan kehidupan, seperti keselamatan hidup ini dan hidup yang kekal.Â
Salah satu karunia yang Tuhan berikan ialah keselamatan yang diterima menjadi ciptaan yang baru. Pikiran manusia aktif dalam belajar untuk pertumbuhan imannya. Ketika roh manusia diisi dan dibimbing oleh roh Allah, maka akan lebih memahami kebenaran dan hidup dengan kebenaran Tuhan serta Roh mengembangkan atau menumbuhkan karakter moral (Gal. 5:22-23). Kekristenan bukanlah suatu aturan atau hanya gaya hidup baru. Pertobatan seharusnya melibatkan perubahan tujuan dan nilai-nilai kehidupan yang menjadikan Yesus Kristus sebagai pusat.
Guru pendidikan agama Kristen merupakan orang yang sudah dipanggil Tuhan dalam melayani pemberitaan Injil melalui proses pengajaran di gereja dan sekolah. Oleh sebab itu makna kualitas dari guru agama Kristen telah dilahirkan kembali dan dipanggil untuk mentransfer pengetahuan tentang Firman Tuhan dalam proses belajar mengajar. Pendidikan Kristen mencakup filosofi bahwa pendidikan Kristen berpusat pada Tuhan. Guru agama Kristen dipanggil untuk berkontribusi kepada siswa dalam berfungsinya karunia dari Allah menjadi satu tubuh, jiwa dan roh yang sesuai terhadap citra Allah. Dalam hal ini, seorang guru sejati dapat memahami bahwa dirinya adalah orang yang dapat membawa perubahan yang signifikan dalam bidang pendidikan.
Pendidikan Agama Kristen adalah alat yang tepat untuk mendidik orang agar menjadi seperti kehendak Allah. Pendidikan Kristen membawa orang langsung ke tujuan sejati dalam hidup yang menyenangkan Tuhan, baik dalam kehidupan di bumi ini maupun dalam kehidupan setelah kematian. Tugas teologi adalah mengarahkan pengajaran kepada tujuan kekal Allah, yaitu keselamatan orang berdosa melalui Yesus Kristus. Kebenaran Firman Tuhan sebagai dasar pendidikan merupakan prasyarat yang sangat diperlukan bagi teologi untuk menyelaraskan pendidikan dengan tujuan Tuhan, yaitu memimpin orang kepada Kristus atau memimpin orang keluar dari kerajaan Allah di dalam Yesus Kristus.
Dalam pembelajaran humanistik guru memiliki peran yaitu dapat menjadi fasilitator bagi siswa, dengan memberikan motivasi akan makna belajar dalam kehidupan siswa. Dalam hal ini, peran sangat dominan dalam mempengaruhi. Guru selalu dipandang sebagai barometer yang dapat ditiru dalam segala bentuk sikap dan membentuk karakter anak didiknya.
Tujuan pendidikan kristen adalah untuk menanamkan Firman Tuhan dalam kehidupan peserta didik, pembimbing dan anggota pembimbing lainnya. Belajar dimotivasi kan menjadi dua jenis yaitu:
Motivasi Intrinsik
Berasal dari alam dan bersumber dari keberadaannya sendiri tanpa paksaan dari luar. Siswa dengan motivasi intrinsik yang tinggi berjuang untuk membuat kemajuan dalam literasi. Sehingga siswa aktif membaca dan merasa puas ketika dapat memecahkan masalah.
Motivasi Ektrinsik
Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi eksternal dan berasal dari teman sebaya, guru, orang tua dan lingkungan. Pendidikan Kristen memegang peranan penting dalam mencapai motivasi siswa. Pendidikan Kristen mendorong siswa untuk giat belajar karena merasa bertanggung jawab kepada Tuhan sebagai Juru Selamatnya.
Peserta didik diharapkan beba, ditentukan makhluk, tidak terikat oleh pendapat orang lain, dan untuk mengelola kepribadian mereka sendiri secara bertanggung jawab tanpa membahayakan hak-hak orang lain atau melanggar aturan yang berlaku, moral, disiplin atau etika. Membawa Alkitab ke dalam pendidikan  kristen untuk menjadikan Alkitab sebagai sumber pengetahuan sejati, hal pertama yang harus dilakukan adalah percaya pada kebenaran Alkitab itu sendiri.
Aliran humanistik adalah suatu konsep untuk memanusiakan manusia. Dalam lingkungan PAK implikasi aliran humanistik ini terdapat di dalam Alkitab. Dalam 2 Timotius 3:16 menjelaskan mengenai seseorang dapat mengajarkan suatu hal yang baik dan membangun, supaya anak remaja memiliki pengertian tentang Tuhan dan sehingga orang lain merasa bahwa mereka adalah manusia yang berharga dan memiliki tujuan hidup yang baik, penuh kasih dan sayang. Pembelajaran yang berpijak pada pengoperasian proposisi humanistik yang mengarah pada pengoperasiannya dalam literasi PAK yaitu bagaimana membentuk pribadinya sehingga terjadi perubahan sikap dan mampu menjadi terang didalam lingkungan masyarakat. Indeks kesuksesan operasi adalah para siswa yang merasa senang, bersemangat, terobsesi, mengambil tindakan untuk belajar sehingga terjadi perubahan pola pikir, sikap dan pendirian berdasarkan keinginannya.
Penerapan teori pembelajaran humanistik ini tercermin pada siswa yang berperan sebagai aktor utama yang menafsirkan proses pengalaman belajar mereka sendiri, sedangkan pendidik atau guru sebagai fasilitator(pendamping) dan motivator. Pendidik harus menjadi contoh bagi peserta didik dengan mengaplikasikan teori humanistik dalam ajarannya, dengan cara firman Tuhan sebagai dasar utama pendidikan. Karena hanya dengan firman Tuhan yang menghasilkan buah-buah Roh seperti : kasih,sukacita,damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah lembutan dan penguasaan diri. Dengan demikian, peserta didik dapat mencontoh dan mengimplementasikan ajaran yang diberikan pendidik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H