Mohon tunggu...
Bethesda Ulfa Siagian
Bethesda Ulfa Siagian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Semester 4 di Universitas Negeri Medan

Saya adalah mahasiswa semester 4 di Universitas Negeri Medan, Sumatera Utara. Memiliki kepribadian yang tenang dan mudah bersosialisasi. Saya memiliki bakat dalam bermain musik (biola) dan bernyanyi. Kesenian dalam diri saya termasuk kekreatifan dalam menulis kaligrafi, mendesain, dan memakai makeup.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hari Kelulusan

17 April 2024   21:05 Diperbarui: 17 April 2024   21:07 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Chika yang peka terhadap keraguan Louis, membungkam mulut Louis dengan botol minuman yang ia pegang. Ia punya dua kemungkinan yang ditakuti, yaitu ketika Louis menyatakan perasaan disaat mereka hendak berpisah dalam waktu yang lama atau Louis ingin menolak Chika yang belum menyatakan perasaan karena Chika bertingkah seolah ia mencari perhatian pada Louis saat di kelas. Memang benar, dikelas mereka sangat akrab, tetapi selalu Chika duluan yang memulai obrolan.

Sementara itu, Louis yang keras kepala ingin tetap berbicara pada Chika. Ia mengutarakan perasannya, bahwa ia lebih dulu menyukai Chika, yaitu saat awal memasuki sekolah. Chika yang tak percaya dengan kenyataan bahwa perasaannya ternyata terbalaskan. Pemikiran yang mengira bertepuk sebelah tangan akhirnya runtuh, mengurai air mata. Louis

panik karena tidak tahu apa yang menyebabkan Chika menangis. Untuk mencairkan suasana, Louis mengajak berswafoto sebagai kenang-kenangan.

"Foto yuk, hapus dulu dong air matanya, Chik, jangan lupa senyum ya", ujar Louis sambil menyeka air mata di pipi Chika.

Dengan malu-malu, mata sembap, dan air mata yang membasahi pipi, Chika enggan untuk berfoto. Ia pergi meninggalkan Louis, namun ditahan.

"Mau kemana, Chik? Sini duduk dulu, temani aku istirahat. Jemarimu pasti juga sakit sehabis mengiringi tadi, kan?" ujar Louis sambil menahan tangan Chika dan menariknya untuk duduk dikursi, tepat di sampingnya.

"Iya deh, iya", ucap Chika pasrah.

Keduanya saling berbagi cerita hingga Chika sadar momen ini adalah kali terakhir bersama Louis. Sejak hari itu, keduanya tak lagi bertemu, karena Chika pindah rumah, dan tidak memungkinkan untuk berada pada satu SMA yang sama dengan Louis lagi. Namun, keduanya tetap berkomunikasi lewat gawai. Mungkin masih ada kesempatan dipertemukan dikemudian hari, itulah harapan keduanya. Menantikan pertemuan dengan versi terbaiknya masing-masing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun