[caption id="attachment_348623" align="aligncenter" width="480" caption="http://sebilasinpo.blogspot.com"][/caption]
Fidel Hardjo
(Enaknya lo di situ). Sakitnya tuh di sini. Judul lagu ringan tidak ada potongan. Tetapi, entah kenapa orang telah "menjadikan" lirik lagu ini untuk guyon-guyonan. Guyonan yang ringan tetapi pesannya sangat serius. Lebih serius dari teori filsafat. Tak semua yang serius berarti tidak dalam. Keseriusan juga muncul dari hal simple.
Saya tidak berbicara isi lagu ini. Tetapi saya berpikir bahwa sesuatu yang "sederhana" telah membuat orang seneng. Simple make you happy. Kesenangan itu muncul sangat sederhana. Teori filsafat selalu menakutkan. Karena tidak bisa disederhanakan. Matematika menjadi monster ketika sulit dibikin sederhanakan.
Tidak hanya teori. Biacara manusia pun demikian. Manusia yang sederhana begitu gampang diterima di mana dan kapan saja. Sederhana penampilannya. Sederhana pula pikirannya. Karena "kesederhanaannya" itu telah memagnet banyak orang. Kesederhanaan tak dibuat-buat. Lahir secara alamiah dan telanjang dalam dirinya.
Bicara orang sederhana, kita pasti terpukau dengan tokoh Jokowi. Tokoh sederhana ini esok akan dilantik menjadi presiden tercinta di Tanah Air kita. Saya menggambar sosok Jokowi ibarat "sebuah tulisan" yang sederhana tetapi menarik. Saking menariknya, orang tak bosan-bosan membaca pikirannya. Ada chemestri.
Teman saya pernah mengingatkan saya. Tulisanmu bung sederhana. Melayang-layang. Belum menukik. Tetapi setelah saya berpikir. Saya jatuh cinta dengan 'style' tulisanku. Sederhana. Pendek. Tetapi terlalu kalau isinya tidak nyerempet siapa saja. Paling tidak bikin orang bisa berkata "sakitnya tuh di sini atau enaknya di sini".
Menurut saya, sosok Jokowi adalah sosok dua rasa. Pertama, bagi orang yang mengagumi kesderhanaan Jokowi adalah sosok yang bikin "Enak Tuh Di sini". Kena di hati. Kedua, bagi yang mengagung-agungkan kebesaran dan keluarbiasaan akan patah hati. Kehadiran Jokowi bikin histeris: Sakitnya Tuh Di Sini". Kena di hati.
Tanpa bermaksud meng-kultus-kan Jokowi. Jokowi adalah sosok dua rasa. Sosok simple, ringan, dan tidak ganteng sudah pasti. Tetapi justru karena memiliki sifat simple, ringan, dan tidak tampan itu telah menyihir banyak orang. Persoalan yang komplikatif politik dibikin sederhana. Relasi rumit birokrasi dibikin sederhana elegan.
Negeri ini sangat menanti kejutan Jokowi. Pikiran, tindakan, dan mimpinya yang sederhana. Bisa saja orang yang sering berjibakau dengan karya ilmiah sistematis dan super akademis meragukan Jokowi. Jokowi "dianggap" figur yang sangat sederhana. Bangsa ini butuh leadership yang luar biasa. Konsep ini dipatahkan.
“Life is really simple, but we insist on making it complicated.” ~ begitu kata suci Confucius. Hidup itu sederhana. Tetapi karena kita punya ekspetasi dan gambaran yang terpola rigid tentang "big things" harus SPECTACULER, maka kita sendiri bikin rumit hidup ini. Semoga dengan dilantiknya Jokowi -JK esok, bikin anak-anak negeri ini dangdutan massal: "Enaknya Tuh Di Sini BUKAN Sakitnya Tuh Di Sini!"
Dangdutan bareng yuk melepas week end dan menyambut week begin! Kita nyanyikan lagu "Enaknya Tuh Di Sini" bersama artis molek Cita Citata. Goyangnya kali ini adalah "goyang duyung". Mulut moncong dibuka lebar membentuk mulut ikan duyung bulat tetapi mengeluarkan suara HIDUP JOKOWI! Semoga kantorku besok diliburkan. Tak kupimpin dangdutan bareng "Enaknya Tuh di Sini di Monas!"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H