Dear, pacar ku
Sayang, Kalau mau jujur, sebenarnya aku sering sekali menderita kecewa karena mu.
Aku sering sedih sendiri saat kamu tidak sengaja melakukan sesuatu yang membuat denyut sedih di hati ku yang nggak ku katakan dan yang sengaja ku pendam untuk ku sendiri karena menurutku suatu saat nanti mungkin kamu akan belajar sendiri.
Nyatanya kamu nggak sadar, kalo sering berdenyut sedih di sini kan?
Sayang, Aku bukan jenis orang yang mengingat-ingat keburukan atau kesalahan orang lain. Aku cenderung lupa hal-hal kek gitu, karena aku bukan pendendam.
Tapi perasaan ku lah yang mengenali rasa kecewa itu tiap kali kamu berjanji.
Kamu gak tahu? Aku paling benci jenis manusia penjanji. Tapi entah mengapa aku selalu bisa mentolerir tiap janji yang kau ingkari itu.
Nyatanya, perasaan ku sedikit demi sedikit menimbun rasa kecewa. Rasa percaya dan penantian ku jadi berkurang terhadap mu.
Ah sayang.. tapi tak perlu ku sebut lah janji mana saja yang kamu ingkari itu.
Aku hanya ingin pesan satu hal *pengennya bilang langsung, tapi aku nggak pernah sanggup bilangnya* , "saat kamu mengatakan 'akan' melakukan sesuatu atas orang lain atau pun diri sendiri, sebenarnya kamu sedang berjanji. Dan saat kamu tidak melakukan apa yang 'akan' kamu lakukan itu, kamu telah mengingkarinya."
Sayang, kalau kamu tidak begitu yakin dengan apa yang kamu katakan lebih baik tidak usah dikatakan. Karena itu membuatku berfikir kalau kamu sedang berjanji. Aku bukan orang yang suka mengungkit-ungkit janji. Karena aku udah terbiasa mendengar orang berjanji lalu memperhatikan apakah dia akan menepatinya. Aku nggak akan komen atau apa pun. Aku hanya berfikir, "oh.. ternyata dia orang yang seperti 'itu'.."
Sayang, aku nggak mau ada janji diantara kita. Semakin banyak janji semakiin banyak pengingkaran semakin sedih aku.
Sayang... aku jadi berfikiran seperti ini, "Apa aku terlalu jujur menunjukkan rasa sayang ku ya? Apa aku terlalu berlebihan menyikapi mu? Apa sebenarnya selama ini, aku sendiri yang berusaha menyenangkan mu? Aku sendirian ya? So, what should I do? Ku kurangin aja mulai sekarang? Hentikan rasa sayang itu..?"
Tapi setiap kalinya, aku selalu bisa memaafkan mu sambil menelan semua hal menyedihkan itu sendirian. Aku penasaran sampai dimana batas ku menahan semua nya.
Saat semua perempuan ingin diperjuangkan oleh kekasih nya, aku nggak pernah mengharapkan hal besar seperti itu dari mu. Apa kamu pernah memperjuangkan ku? Ah, sayang ku.. nggak usah ku pertanyakan. Mungkin kamu sudah bosan dengan ku? Ya.. kamu jujur saja, aku pasti terima. :)
Sincerely,
Pacarmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H